Bagikan:

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau pelaksanaan program pangan murah untuk 1,1 juta penerima yang digelar Pemprov DKI Jakarta. Pangan murah bersubsidi ini telah berjalan sejak Januari hingga Desember mendatang.

Anies berujar, program ini diharapkan bisa membantu meringankan beban masyarakat. Mengingat, saat ini ada tekanan ekonomi yang cukup besar akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

"Harapannya dengan program seperti ini, kelompok masyarakat di Jakarta yang memiliki daya beli masih rendah, mereeka bisa melangsingkan kehidupannya dengan baik. Karena pemerintah hadir membantu meringankan bebannya," kata Anies di Pasar Cipinang Kebembem, Jakarta Timur, Kamis, 22 September.

Anies menuturkan, pemerintah menyubsidi lebih dari separuh harga dalam program pangan murah ini. Paket pangan murah ini terdiri dari beras, daging ayam, daging sapi, telur ayam, ikan, dan susu.

"Masyarakat kalau membeli di luar nilainya Rp 402 ribu. Tapi mereka hanya bayar lewat program ini Rp 126 ribu. Jadi subsidi hampir 70 persen,” ujar Anies.

Adapun sasaran penerima pangan murah ini di antaranya pemegang Kartu Jakarta Pintar, Kartu Lansia Jakarta, penyandang disabilitas, penghuni rumah susun, guru honorer, buruh, kader PKK, hingga PJLP.

Selain itu Gubernur Anies mengungkapkan bahwa 3 badan usaha milik daerah (BUMD) DKI Jakarta turut memegang peranan penting dalam stabilisasi harga pangan di Jakarta. Peranan BUMD dalam hal melakukan kolaborasi antar daerah, pasokan pangan, dan harganya pun dipastikan terkendali.

“Di samping program subsidi, juga pengelolaan atas pasokan pangan yang dikerjakan oleh 3 BUMD kita, Dharma Jaya, Tjipinang FS, dan Pasar Jaya. Ketiganya ini berhasil membuat harga kebutuhan pokok di Jakarta bukan hanya stabil, tapi relatif lebih murah dibanding wilayah sekitar Jakarta karena mereka bisa kerja sama lintas daerah, punya ekosistem yang lebih sehat, sehingga masyarakat dapat merasakn dampaknya,” tandasnya.