JAKARTA - Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, merespons dugaan adanya upaya penjegalan terhadap Anies Baswedan untuk maju di Pilpres 2024. Sufmi mengungkapkan, pihaknya juga mendapat laporan ada upaya penjegalan kepada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) lewat baliho-baliho di daerah.
"Pak Prabowo juga mau dijegal. Itu sekarang baliho di seluruh daerah masif. Tapi balihonya membuat rating Pak Prabowo turun kok itu. Banyak," ujar Dasco di gedung DPR, Jakarta, dikutip Rabu, 20 September.
Dasco menyebut, baliho-baliho itu tersebar di daerah-daerah yang menjadi lumbung suara Prabowo di Pilpres 2019, di antaranya Sumatera Barat (Sumbar), Aceh, Kalimantan Selatan, dan Madura. Namun, Dasco tak merinci isi dan konten baliho yang dinilai menjatuhkan 'rating' Prabowo itu.
"Itu di daerah yang pemilih Pak Prabowo cukup tinggi di Sumbar, di Aceh, di Kalsel, di Madura, itu masif," ungkap Wakil Ketua DPR itu.
Dasco mengatakan pihaknya sudah mengetahui keberadaan baliho-baliho penjegalan Prabowo tersebut. Hanya saja, dia tidak mau membeberkan upaya penjegalan itu datang dari sesama parpol atau ormas.
"Kan kalau secara masif, dia itu kan mengorganisir orang banyak, dananya juga banyak. Ya kita tahu lah (pelaku pemasang baliho). Tapi ya sudahlah," kata Dasco.
Dasco mengatakan Gerindra sudah menindaklanjuti pemasangan baliho-baliho Prabowo itu dengan melapor ke pihak yang berwajib. Dia juga telah meminta para kader Gerindra di daerah-daerah untuk segera mencopot baliho tersebut.
"Kita nggak cuma laporan, kita karena kemudian bukan kita yang pasang, ya kita instruksikan ke kader di daerah itu untuk dicopot, dan banyak juga," kata Dasco.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny K Harman, menyebut ada upaya penjegalan terhadap Anies Baswedan untuk maju di Pilpres 2024. Benny menilai, upaya itu dilakukan invisible hand.
"Jadi ada invisible power, invisible hand ingin menjegal. Siapa invisible power itu? Ya teman-temanlah itu," kata Benny Harman di sela Rapimnas Demokrat, JCC, Jakarta Pusat, Jumat, 16 September.
Benny menuturkan, invisible hand ini akan menghalangi Anies maju di 2024. Menurutnya, gangguan terhadap Anies bisa datang dalam berbagai bentuk, termasuk lewat kasus hukum.
"Iya (cara menjegal, red) bisa macam-macam kan. Pasti targetnya begitu (agar tidak maju Pilpres 2024), pasti," kata Benny.