MANOKWARI - Kepolisian Resor Manokwari, Papua Barat memeriksa 13 orang saksi dalam kasus penemuan mayat berinisial AS korban kekerasan yang ditemukan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kelurahan Arfai, Distrik Manokwari Selatan.
Kapolres Manokwari AKBP Parasian Herman Gultom mengatakan ke-13 orang tersebut dilakukan lantaran adanya temuan tanda-tanda kekerasan berdasarkan hasil visum Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Manokwari khususnya di bagian kepada dan wajah pada mayat perempuan tersebut.
"13 saksi yang kami mintai keterangan itu antara lain suami, ibu dan saudara-saudara korban. Kemungkinan saksi nanti masih bisa bertambah," ujar dia dilansir ANTARA, Senin, 19 September.
Parasian menyatakan belum bisa menyimpulkan soal mayat tersebut merupakan korban pembunuhan berencana. Dia menyebut hal itu lantaran tidak terbukanya para saksi dalam pemeriksaan.
Selain tidak terbukanya saksi dalam pemeriksaan, kamera pengawas yang terpasang juga sulit menggambarkan keadaan di sekitar penemuan mayat korban lantaran minim cahaya.
BACA JUGA:
-
| BERITA
Gibran Tanggapi AHY yang Bandingkan Kinerja Jokowi dengan SBY: Ora popo, Malah Apik
19 September 2022, 20:14 -
| BERITA
Wapres Ma'ruf Amin Kenang Azyumardi Azra sebagai Akademisi Berkaliber Dunia
19 September 2022, 20:05 -
| BERITA
Wali Kota Medan Bobby Nasution Apresiasi Langkah KPK Dorong Penertiban Aset Daerah
19 September 2022, 20:10
Penyidik Polres Manokwari telah berangkat ke Jakarta untuk mengidentifikasi salah satu bukti berupa batu yang ditemukan bercak darah pada permukaannya.
Keluarga korban disebutnya telah mempercayakan kasus ini ditangani Polres Manokwari.
Hasil visum RSUD Manokwari mencatat setidaknya ada 13 luka pada korban dimana 8 diantaranya berada di bagian kepala dan 5 lainnya berada di bagian kaki dan badan. Korban diperkirakan meninggal pukul 05.00 WIT pagi atau tiga jam sebelum ditemukan warga.
Terkait
