Dirjen WHO Sebut Akhir Pandemi COVID-19 Ada di Depan Mata
Dirjen WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus. (Wikimedia Commons/ITU Pictures)

Bagikan:

JAKARTA - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) optimis krisis kesehatan selama bertahun-tahun yang menewaskan jutaan orang akan terlewati, merujuk akhir pandemi COVID-19.

Menurutnya, dunia tidak pernah berada dalam posisi yang lebih baik untuk mengakhiri pandemi COVID-19, menyebut akhir dari krisis sudah dekat.

"Kami belum sampai di sana. Tetapi akhirnya sudah di depan mata," kata Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, melansir Reuters 15 September.

Itu adalah penilaian paling optimis dari badan PBB itu, sejak mengumumkan keadaan darurat internasional pada Januari 2020, mulai menggambarkan COVID-19 sebagai pandemi tiga bulan kemudian.

Virus, yang muncul di China pada akhir 2019, telah menewaskan hampir 6,5 juta orang dan menginfeksi 606 juta, mengguncang ekonomi global dan membanjiri sistem perawatan kesehatan.

Peluncuran vaksin dan terapi telah membantu membendung kematian dan rawat inap, sementara varian Omicron yang muncul akhir tahun lalu menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah.

Kematian akibat COVID-19 pekan lalu adalah yang terendah sejak Maret 2020, badan PBB melaporkan.

Dr. Tedros kembali mendesak negara-negara untuk menjaga kewaspadaan dan menyamakan pandemi dengan perlombaan maraton.

"Sekarang adalah waktunya untuk berlari lebih keras dan memastikan kita melewati batas dan menuai hasil dari semua kerja keras kita," serunya.

Negara-negara perlu mencermati kebijakan mereka dan memperkuatnya untuk COVID-19 dan virus di masa depan, kata Tedros. Dia juga mendesak negara-negara untuk memvaksinasi 100 persen dari kelompok berisiko tinggi, sambil terus menguji virus.

WHO mengatakan negara-negara perlu menjaga pasokan peralatan medis dan petugas kesehatan yang memadai.

"Kami memperkirakan akan ada gelombang infeksi di masa depan, berpotensi pada titik waktu yang berbeda di seluruh dunia yang disebabkan oleh subvarian Omicron yang berbeda, atau bahkan varian yang berbeda," kata ahli epidemiologi senior WHO Maria Van Kerkhove.

Diketahui, dengan lebih dari 1 juta kematian tahun ini saja, pandemi tetap menjadi keadaan darurat secara global dan di sebagian besar negara.

Pertemuan para ahli WHO berikutnya, untuk memutuskan apakah pandemi masih merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional akan diadakan pada Oktober, kata seorang juru bicara WHO.