Hadiri KTT di Uzbekistan, Presiden Putin dan Xi Jinping Diagendakan Gelar Pertemuan Bilateral: Bahas Taiwan dan Ukraina?
Presiden Xi Jinping dan Vladimir Putin. (Wikimedia Commons/Kremlin.ru)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping diagendakan menggelar pertemuan bilateral, membahas masalah internasional saat ini, di sela-sela KTT Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Samarkand, Uzbekistan, terang ajudan Putin, Yury Ushakov, Selasa.

"Mengingat kekhususan situasi internasional saat ini, pertemuan ini, tentu saja, memiliki kepentingan khusus," jelas Ushakov, melansir TASS 13 September.

"Para pemimpin direncanakan untuk membahas agenda bilateral dan topik utama regional dan internasional," sambungnya.

Lebih jauh diterangkan Ushakov, pertemuan ini adalah "kontak pribadi yang telah lama ditunggu-tunggu," yang kedua selama periode pandemi virus corona.

Pertemuan pribadi pertama mereka terjadi di Beijing, ketika Putin menghadiri upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin pada Bulan Februari, kenang Ushakov, menambahkan "para pemimpin menjaga kontak telepon, bertukar pesan."

Pembantu Kremlin memperkirakan Presiden Putin dan Xi "akan memberikan penilaian positif terhadap kemitraan strategis bilateral, berbasis kepercayaan tingkat tinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya antara negara mereka."

Moskow dan Beijing "mendukung tatanan dunia yang adil, demokratis dan multipolar berdasarkan hukum internasional dan peran sentral PBB," katanya, seraya menambahkan bahwa di antara topiknya adalah Ukraina dan Taiwan.

Selain itu, dalam kata-katanya, Presiden Putin dan Xi akan membahas kegiatan SCO dan perannya dalam urusan internasional. Di antara topik bilateral, Ushakov mengutip perkembangan perdagangan dan kerja sama ekonomi.

"Dalam situasi sulit saat ini, di tengah sanksi Barat, kerja sama ini menunjukkan keberlanjutan dan terus berkembang serta mendapatkan momentum," tegasnya.

Dia ingat bahwa perdagangan bilateral mampu mencatat rekor hingga 140 miliar dolar AS pada tahun 2021, tumbuh sebesar seperempat dalam tujuh bulan pertama tahun 2022, menjadi 93 miliar dolar AS.

"Ini memberi alasan untuk mengharapkan perdagangan bilateral memecahkan rekor lain. Kerja sama strategis sedang diperluas di sektor energi, investasi dan industri," terangnya.

"Pasokan pipa minyak dan gas Rusia ke China meningkat, ada pencapaian baru di bidang pengembangan infrastruktur transportasi lintas batas, pekerjaan terus ditingkatkan dan memastikan independensi infrastruktur keuangan bilateral," pungkas Ushakov.