Bagikan:

JAKARTA - Jepang sempat mengambil langkah ekstrem menutup rapat-rapat pintu internasional. Tapi kini kelonggaran pembatasan semakin terasa supaya pariwisata negeri ini bisa menggeliat lagi.

Jepang berencana menghapus berbagai batasan pada kedatangan wisawatan harian mulai akhir Oktober. Japan Today mendapat informasi dari sumber-sumber pemerintah karena tampaknya Jepang mau menghidupkan kembali ekonomi terbesar ketiga di dunia yang terpukul keras akibat virus corona.

Pemerintahan Perdana Menteri Fumio Kishida, menghadapi tekanan dari kalangan bisnis untuk melonggarkan peraturan ketat COVID-19 pada turis luar negeri. Kemungkinan akan dipelajari bagaimana melonggarkan langkah-langkah pengendalian perbatasannya pada awal minggu depan, kata sumber tersebut.

Selain mengangkat batas masuk, yang saat ini ditetapkan sebesar 50.000, pemerintah juga diperkirakan akan membahas apakah akan mengizinkan wisatawan asing bepergian tanpa pemandu wisata, menurut sumber tersebut, Senin 12 September.

Jepang telah menuai kritik di dalam dan luar negeri karena gagal mengimbangi negara-negara Kelompok Tujuh lainnya dalam membuka perbatasannya, serta mengharuskan mereka yang berkunjung untuk mendapatkan visa dan memakai masker setiap saat selama perjalanan mereka.

Sebelumnya pada hari itu, Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno mengatakan pemerintah akan mempertimbangkan bagaimana mengurangi pembatasan COVID-19 sambil "menjaga keseimbangan antara mencegah penyebaran infeksi" dan mempromosikan "kegiatan sosial dan ekonomi."

Pernyataan Matsuno datang sehari setelah Wakil Kepala Sekretaris Kabinet Seiji Kihara mengatakan dalam sebuah penampilan televisi bahwa pemerintah sedang meninjau kebijakan kontrol perbatasan untuk menjaga entri harian di bawah 50.000 dan akan menghapusnya dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Karena ekonomi Jepang telah menunjukkan sedikit tanda-tanda pemulihan yang kuat, pemerintah Kishida telah mencoba untuk mempercepat pertumbuhan dengan mengundang lebih banyak pengunjung asing, yang sekarang dapat mengambil keuntungan dari depresiasi yen Jepang yang cepat.