JAKARTA - Jika Anda sudah mulai merencanakan liburan untuk tahun 2025, mungkin Anda perlu mempertimbangkan untuk menghindari beberapa destinasi wisata ini, termasuk Bali.
Situs panduan perjalanan Fodor's mengungkapkan destinasi wisata yang sebaiknya jangan didatangi di tahun 2025. 'No list' atau daftar destinasi yang jangan didatangi ini diumumkan agar para wisatawan mempertimbangkan ulang untuk mengunjungi lokasi tersebut.
Daftar ini dimulai dengan destinasi-destinasi yang telah berulang kali muncul. Namun tidak menunjukkan perbaikan. Bahkan dalam banyak kasus, kondisi justru semakin memburuk.
Dilansir VOI dari laman New York Post pada Rabu, 20 November 2024, puncak daftar ini adalah Bali, Indonesia, yang terkenal dengan masalah overtourism atau pariwisata berlebihan. Fodor’s mencatat industri pariwisata dan lingkungan alam Bali terikat dalam hubungan 'rapuh' serta melingkar.
Perekonomian Bali sangat berharap menaikkan sektor perhotelan, yang pada gilirannya bergantung pada keindahan alam. Pada tahun 2023, Bali menerima sekitar 5,3 juta wisatawan internasional. Meskipun mendongkrak ekonomi, hal ini justru memperburuk infrastruktur dan menyebabkan pantai-pantai yang dulunya bersih kini dipenuhi sampah.
"Overtourism mengancam inti kehidupan Bali," ujar Kristin Winkaffe, ahli perjalanan berkelanjutan yang fokus pada Asia Tenggara.
"Tanpa perubahan, kita bukan hanya akan kehilangan pemandangan indah, tetapi juga identitas budaya itu sendiri," lanjutnya.
Selain Bali, sejumlah destinasi Eropa juga masuk dalam daftar ini, di mana para penduduk lokal mulai tidak ingin didatangi wisatawan.
Di musim panas lalu, wisatawan melakukan protes di kota-kota seperti Barcelona, Mallorca, Kepulauan Canary, dan Venesia terkait dengan dampak pariwisata.
Di kota-kota populer seperti Lisbon, harga perumahan dan biaya hidup telah melonjak karena pariwisata. Sekitar 60% tempat tinggal di Lisbon kini dijadikan akomodasi liburan, yang mengurangi pasokan dan meningkatkan biaya.
Koh Samui, Thailand, juga termasuk dalam daftar ini. Meski sudah lama mengalami masalah overtourism, banyak yang khawatir dengan dampak yang akan terjadi, mengingat hitsnya series drama The White Lotus.
BACA JUGA:
Series tersebut mengambil setting di Thailand pada tahun 2025. Maka pariwisata di Koh Samui bisa jadi semakin tak terkendali.
Gunung Everest juga mendapatkan peringatan, karena masalah lingkungan yang memburuk dan kekhawatiran besar terhadap keselamatan para pekerja lokal serta pendaki.
"Kerumunan, sampah, dan penurunan budaya di wilayah Everest membuat saya enggan menjadi pemandu. Saya merasa bersalah berada di sana dan ikut berkontribusi terhadap overtourism," tutur Amit Khadka, seorang mantan pemandu di Everest Base Camp.
Fodor’s juga mencatat beberapa destinasi yang mulai menunjukkan tanda-tanda kerusakan dan perlu tindakan proaktif sebelum terlambat.
Lokasi-lokasi ini termasuk Agrigento di Sisilia, Italia, yang akan menjadi Ibu Kota Budaya Italia pada 2025, Kepulauan Virgin Britania Raya, Kerala di India, kota Kyoto dan Tokyo di Jepang, Oaxaca di Meksiko, serta Skotlandia dengan jalur wisata North Coast 500 (NC500).
Meskipun destinasi wisata ini mungkin belum mendapat sorotan media yang luas terkait dengan masalah yang mereka hadapi, para pelaku industri mulai menunjukkan kekhawatiran berdasarkan pengamatan dan pengalaman mereka.
Fodor’s menjelaskan bahwa meskipun destinasi-destinasi tersebut layak mendapatkan popularitas dan perhatian yang mereka terima, tantangan yang mereka hadapi nyata dan perlu ditangani.
"Daftar ini bertujuan untuk menyoroti destinasi-destinasi yang pariwisatanya memberikan tekanan yang tidak berkelanjutan pada tanah dan komunitas lokal," jelas Fodor’s.
Namun, Fodor’s juga menegaskan mereka tidak mendukung boikot pariwisata, karena hal itu justru dapat merugikan ekonomi lokal dan tidak membawa perubahan yang berarti.