Cerita Napi Narkoba Melahirkan Anak di Balik Jeruji Besi: Sang Buah Hati Tumbuh Sehat di Tengah Masyarakat Bermasalah dengan Hukum
N bersama bayinya menikmati suasana di dalam Lapas Perempuan Kelas IIA Tangerang/ Foto: Jehan/ VOI

Bagikan:

TANGERANG - Narapidana perempuan berinisial N (23) menceritakan bagaimana dirinya bisa melahirkan bahkan mengasuh anak di dalam Lapas Perempuan Kelas IIA Tangerang. N yang menjalani hukuman selama 4 tahun 7 bulan itu terjerat kasus narkoba. Sampai saat ini dia baru menjalaninya satu tahun. Tapi saat N ditemui VOI, tak ada raut wajah sedih, dia terlihat bahagia bersama si buah hati yang berusia 7 bulan. 

Saat ditemui di Lapas Kelas IIA Tangerang, N mengaku bahwa saat ia terjerat kasus narkoba dirinya sedang hamil empat bulan.

“Masuk penjara keadaannya lagi hamil. Lahiran dalam penjara kayak gimana gitu rasanya,” kata N kepada VOI di Lapas Kelas IIA Tangerang, Kamis, 8 September.

Ternyata apa yang dibayangkan N, melahirkan bayi di penjara, tidak seperti yang ia bayangkan keburukannya. Berbanding jauh, kata N. Sebab, N mengaku banyak warga binaan pemasyarakatan (WBP) dan pihak lapas yang peduli dengan bayinya.

“Jadi tidak ada kesulitan apapun, selama dari lahir sampai sekarang tidak ada kesulitan apapun. Karena di sini banyak yang bantu. Semua juga sayang sama anak (saya),” aku N sambil merangkul anaknya.

Terkait kebutuhan anak, seperti susu dan alat-alat bayi lainnya, ternyata sudah disiapkan oleh pihak lapas dan WBP lainnya. Ia pun terheran dengan realita yang ia hadapinya. Semua orang di sekitarnya, walau di dalam lapas, banyak peduli menjaga bayi N.

“Kadang suka dikasih juga dari lapas (kebutuhan bayi). Semua banyak bantuan dari mamih-mamihnya, jadi tidak ada kesulitan apapun, selama dari lahir sampai sekarang tidak ada kesulitan apapun. Semuannya (WBP) terlibat, tanpa terkecuali. sangat membantu sekali,” aku N.

Bayi berusia 7 bulan itu menangis bahkan tertawa kecil di dalam lapas. Dia tumbuh sehat di tengah orang-orang yang bermasalah dengan hukum.

Penjara, ternyata tidak seseram yang dibayangkan N. Bahkan sang anak pun memiliki tumbuh kembang yang baik, tidak ada keluhan seperti kesehatan. Kata N, anaknya seolah mengerti kondisi sang ibu.

“Malah di sini, anteng banget. Jarang nangis. (Fasilitas) sangat layak sekali,” tutur N.

N sadar, meski banyak yang mendukung dan perhatian kepada ia dan bayinya, ia berharap sang anak tidak mengikuti jejak ibunya kelak dewasa nanti. N berharap anaknya bisa menjadi anak yang berguna bagi bangsa, bermanfaat bagi banyak manusia, dan patuh kepada orangtuanya.

“Saya berharap jangan seperti ibunya, hanya itu aja. Intinya saya tidak ingin anak saya seperti saya. Walaupun di lingkungan seperti ini, seperti orang lain pikirkan. Di sini saya bakal mendidik anak saya agar tidak seperti yang orang lain pikirkan,” ucap N sesekali mengusap air matanya.

N bukanlah perempuan pertama, yang membesarkan anak di dalam lapas. Masih ada perempuan lain yang mengalami hal yang sama seperti N. Mereka terpaksa menjalaninya karena harus mempertanggungjawab perbuatannya.

Tidak bermaksud membandingkan. Berbeda yang dialami oleh Istri Ferdy Sambo, Putri Chandrawati. Saat terlibat kasus pembunuhan berencana, dia justru berstatus tahanan kota dengan alasan harus merawat bayinya yang masih kecil.