JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan Indonesia telah menjalin kerja sama dengan produsen vaksin Pfizer asal Amerika Serikat. Kerja sama ini sudah dibahas saat Luhut bertemu Donald Trump dan Wakil Presiden AS Mike Pence di Geduh Putih Amerika Serikat.
"Wapres Pence dan saya berbicara hampir 15 menit. Kami bicara menyangkut masalah vaksin dan Amerika, presidennya mau membantu vaksin," katanya, dalam acara bertajuk "CEO Networking 2020: Building Resilience to Economic Recovery", Selasa, 24 November.
Lebih lanjut, Luhut mengaku sudah ada kesepakatan antara Pfizer dan Bio Farma untuk melakukan kerja sama vaksin COVID-19.
"Tadi malam kami sudah follow up dengan video call dengan under secretary of health dan dengan Wakil Menteri Budi Sadikin dan juga BPOM untuk mereka membuat Pfizer bekerja sama dengan Bio Farma kita. Jadi Indonesia itu menjadi bagian yang baik," tuturnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito mengatakan pembuat vaksin Pfizer dan BioNTech, AstraZeneca, dan Sputnik V (Rusia) telah berkomunikasi dengan BPOM untuk melakukan uji klinis di Indonesia.
BACA JUGA:
Menurut data final uji klinis vaksin COVID-19 buatan BioNTech dan Pfizer, vaksin ini efektif hingga 95 persen melawan infeksi virus COVID-19 di dalam tubuh. Keduanya juga sudah mengajukan permohonan izin penggunaan darurat ke Food and Drug Administration (FDA) AS.
Hasil uji klinis vaksin ini dianggap sangat menjanjikan karena merupakan tingkat efektivitas tertinggi yang dicapai dibanding vaksin lain yang hanya berkisar 60 hingga 70 persen.
Vaksin ini membutuhkan dua dosis dan diperkirakan akan menarik biaya 20 dolar Amerika Serikat per dosis vaksin. Kedua perusahaan menargetkan bisa memproduksi 1,3 miliar dosis vaksin tahun depan.