SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyiapkan skema untuk mengantisipasi dan mengendalikan inflasi pasca kenaikan harga BBM di wilayahnya. Salah satunya dengan menyiapkan bantalan sosial ekonomi bagi masyarakat terdampak kenaikan BBM.
"Insyaallah kita akan memberikan bantalan sosial untuk masyarakat yang terdampak kenaikan BBM. Untuk sektor transportasi, pelaku UMKM, nelayan dan juga disabilitas," kata Khofifah, usai meninjau harga sembako di Pasar Babat Kabupaten Lamongan, Selasa, 6 September.
Saat ini, lanjut Khofifah, Pemprov Jatim sedang menyiapkan skema untuk pemberian bantuan sosial ekonomi tersebut. Bantuan itu nantinya akan diberikan kepada masyarakat terdampak kenaikan harga BBM.
"Sekarang sedang kita matangkan, semoga segera final sehingga bisa meringankan beban masyarakat yang terdampak kenaikan BBM. Sekaligus meningkatkan daya beli masyarakat agar inflasi di Jatim dapat kita kendalikan," ujarnya.
Sebagai informasi, berdasarkan data yang dirilis di laman SISKAPERBAPO Disperindag Jatim, per 6 September, tercatat terdapat kenaikan harga pada komoditas cabai, baik itu cabai rawit, cabai merah keriting dan cabai merah biasa.
Rata-rata kenaikan di seluruh Jatim untuk komoditi cabai Rp2.000 hingga Rp3.000, atau setara 3 hingga 5 persen dari harga awal sebelum terjadi penyesuaian harga BBM.
BACA JUGA:
Sementara komoditi lain seperti telur ayam, beras, minyak goreng dan sayur mayur terpantau stabil di beberapa wilayah.
Lain halnya harga bawang merah dan bawang putih terpantau mengalami kenaikan Rp2.000, lalu harga daging sapi juga masih standard di harga Rp110.000 per kg, dan daging ayam naik kisaran Rp4.000.
"Dengan adanya harga yang fluktuatif kami mengajak kepala daerah untuk turut melakukan antisipasi bersama agar inflasi dapat kita kendalikan. Apa yang bisa kita lakukan bersama kita harus maksimalkan agar tidak sampai terjadi inflasi yang tak terkendali," kata Khofifah.