JAKARTA - Pengurus DPP PPP akan menemui Suharso Monoarfa pasca diberhentikan dari jabatan Ketua Umum pada Senin, 5 September. Saat ini jabatan Ketum diisi oleh Plt, Muhammad Mardiono.
Wakil Ketua Umum DPP PPP Amir Uskara, mengatakan pengurus DPP telah menjalin komunikasi dengan Suharso Monoarfa untuk mengupayakan agar kondisi internal partai Ka'bah tetap baik-baik saja.
"Beberapa teman dari DPP sudah ada yang bertemu. Tetapi apakah kondisi yang ada saat ini, sementara diusahakan secara internal agar dapat diselesaikan dengan baik dan selesai secepat mungkin," ujar Amir Uskara kepada wartawan, Selasa, 6 September.
Amir menuturkan, pertemuan antara pengurus DPP dengan Suharso berjalan dengan baik dan tidak terjadi gesekan.
"Insyaallah semua yang dimulai baik-baik, diakhirinya baik-baik juga," katanya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani, menyatakan PPP akan memberikan posisi terhormat di partai. Hanya saja, Suharso tidak bisa diberi jabatan di puncak pimpinan partai lantaran memiliki fungsi di pemerintahan.
"Kita ini sekarang sedang berbicara lah berkomunikasi Pak Harso ini ingin di mana. Kita ingin tempatkan beliau di posisi terhormat, tapi tidak di puncak eksekutif partai," ujar Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, 5 September.
Arsul mengatakan, PPP membuka opsi menjadikan Suharso sebagai Ketua Majelis Pertimbangan Partai. Artinya, Suharso akan bertukar tempat dengan Mardiono.
BACA JUGA:
"Apakah misalnya beliau berkeinginan di majelis pertimbangan? Ini seperti tukar tempat dengan Mardiono, boleh saja kenapa tidak?" kata Arsul.
Namun, tambah Arsul, hingga saat ini Suharso belum mengungkapkan di posisi mana ia ingin ditempatkan. Terkait hal itu, pengurus PPP masih akan bermusyawarah menentukan posisi yang tepat bagi Suharso.
"Itu kan nanti musyawarah dulu," kata Arsul.