Bagikan:

JAKARTA - Gempa bumi berkekuatan Magnitudo 6,8 melanda yang melanda Provinsi Sichuan, menewaskan sekitar 21 orang, dengan guncangan yang terasa hingga ibu kota provinsi Chengdu provinsi yang lebih jauh.

Beberapa jalan dan rumah di dekat pusat gempa rusak akibat tanah longsor, sementara komunikasi terputus di setidaknya satu daerah, televisi pemerintah melaporkan.

Tidak ada kerusakan pada bendungan dan pembangkit listrik tenaga air yang dilaporkan dalam jarak 50 km (31 mil) dari pusat gempa. Meskipun kerusakan pada jaringan provinsi, telah mempengaruhi daya sekitar 40.000 pengguna akhir.

Pusat gempa berada di Kota Luding, kata Pusat Jaringan Gempa China, di pegunungan sekitar 226 km barat daya Chengdu.

Gempa bumi biasa terjadi di provinsi barat daya Sichuan, terutama di pegunungannya di barat, daerah yang aktif secara tektonik di sepanjang batas timur dataran tinggi Qinghai-Tibet.

Laura Luo, yang tinggal di Chengdu, sebuah kota berpenduduk sekitar 21 juta orang, sedang dalam perjalanan ke blok apartemennya ketika dia melihat orang-orang bergegas keluar dari tempat tinggal dengan panik, setelah mendapatkan peringatan gempa di ponsel mereka.

"Ada banyak orang yang sangat ketakutan hingga mulai menangis," kata konsultan PR internasional itu kepada Reuters, seperti dikutip 5 September.

"Semua anjing mulai menggonggong. Itu benar-benar sangat menakutkan," katanya, mengacu pada saat gempa dimulai.

Di Luding, gempanya begitu kuat sehingga sulit bagi beberapa orang untuk tetap berdiri, sementara retakan muncul di beberapa rumah, lapor China News Service.

Potongan video di media sosial menunjukkan lampu berayun sementara orang-orang bergegas keluar dari gedung ke jalan-jalan. Empat dari tujuh orang yang tewas berada di Luding.

Sebanyak 39.000 orang tinggal dalam jarak 20 km dari pusat gempa dan 1,55 juta dalam jarak 100 km, menurut televisi pemerintah.

Gempa Hari Senin juga terasa di provinsi Yunnan, Shaanxi dan Guizhou yang jaraknya ratusan kilometer, menurut media pemerintah.

Warga Chengdu, Samantha Yang, 23, sedang berada di tempat tidurnya untuk tidur siang ketika gempa terjadi.

"Bangunan itu terus bergetar, setiap kali lebih parah dari sebelumnya," kata Yang. "Sungguh, ini adalah yang paling menakutkan sejak gempa Wenchuan 2008."

Diketahui, gempa itu adalah yang terbesar di Sichuan sejak Agustus 2017, ketika salah satu gempa berkekuatan 7,0 melanda prefektur Aba.

Sementara, gempa bumi terkuat yang pernah mengguncang Sichuan tercatat terjadi pada Mei 2008, ketika gempa berkekuatan Magnitudo 8,0 yang berpusat di Wenchuan menewaskan hampir 70.000 orang dan menyebabkan kerusakan parah.