Bagikan:

JAKARTA - Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Keselamatan DKI Jakarta menyebutkan, sekitar 70-80 persen hidran di Ibu Kota berfungsi baik, namun terkendala tekanan air.

"Hidran di Jakarta itu ada sekitar 1.800 unit dan yang berfungsi baik sekitar 70-80 persen," kata Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Keselamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta, Satriadi saat dihubungi di Jakarta, Senin 29 Agustus dikutip dari Antara.

Arti berfungsi baik, kata Satriadi, bukan berarti hidran itu tidak ada airnya. Namun memiliki tekanan yang kurang sehingga performanya tidak maksimal.

Semua sebenarnya berfungsi baik, namun tekanan airnya yang berbeda.

"Ibaratnya kalau dilihat di film kartun hidran bisa ngangkat mobil ya, tapi kalau di sini kita harus nyedot gitu lo, bukannya mengandalkan tekanan," kata dia.

Satriadi menerangkan bahwa selama ini air hidran juga disuplai dari air perpipaan yang dikelola oleh Aetra dan Palyja. Namun masih banyak daerah yang belum teraliri air perpipaan.

Terlebih saluran air untuk hidran perkotaan dan konsumsi perumahan bersatu yang menyebabkan tekanan air menjadi kecil.

"Kadang kita kesulitan di situ. Contoh di daerah yang masih jual air pakai dirigen-dirigen itu," katanya.

Artinya daerah itu suplai airnya tidak sampai ke sana. "Padahal padat huniannya di daerah situ kan," kata dia.

Terkait dengan kebakaran di kawasan Simprug Golf, Grogol Selatan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, yang menghanguskan ratusan rumah dan membuat sekitar 133 keluarga harus mengungsi dan satu orang meninggal dunia, Satriadi juga mengatakan, masalah tekanan air menjadi masalah yang dihadapi.

"Hidran ada sebenarnya, hanya suplai air untuk mendapatkan tekanan itu ada atau tidak kan begitu," katanya.

Untuk suplai air bersih saja di Jakarta belum bisa maksimal dan ada beberapa kawasan yang justru padat hunian belum teraliri air perpipaan.

"Akhirnya kita mengandalkan sumber air alam seperti got, kali atau saluran," katanya.

Upaya yang dilakukan adalah membangun hidran mandiri dengan di bawahnya ada tandon air di kawasan yang jauh dari sumber air dan padat hunian.

"Ada beberapa titik itu kita lakukan terus-menerus," katanya.