Bagikan:

JAKARTA - Indonesia Survey Center (ISC) merilis hasil survei mengenai persepsi publik terhadap kepemimpinan nasional. Survei yang dilaksanakan 9-19 Agustus 2022 ini menggunakan teknik pencuplikan sampel multistage random sampling varian area random sampling.

Peneliti ISC Chairul Ansari mengatakan, dari 15 nama yang disodorkan, mayoritas publik mengetahui (tingkat popularitas) bahwa Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan akan dicalonkan atau mencalonkan diri sebagai capres. 

"Pada tingkat kesukaan (tingkat likeabilitas) posisi tiga besar ditempati Prabowo, Anies dan Sandiaga. Ganjar berada diposisi ke empat setelah Ridwan Kamil," jelasnya dalam pesan elektronik yang diterima di Jakarta, Senin, 29 Agustus. 

Dalam menentukan pilihan siapa calon presiden mayoritas publik cenderung independen atau otonom (81,4 persen). Selanjutnya 7,1 persen yang menyebut mengikuti saja/patuh pada arahan tokoh tertentu dan 4,5 persen yang menentukan pilihan berdasarkan imbalan tertentu.

"Dari mayoritas pemilih otonom tadi Sebagian besar atau 78,6 persen mengaku menjadikan pendapat dan saran tokoh-tokoh tertentu menjadi pertimbangan dalam memilih calon presiden," kata Chairul Ansari. 

Tiga besar tokoh yang dijadikan pertimbangan adalah pendapat dan saran tokoh agama, parpol dan ormas. Selanjutnya akademisi atau pengamat politik termasuk Presiden Jokowi, Ketua RT/RW/Kepala dusun dan tokoh relawan.

"Prabowo masih meraih kepercayaan publik dengan meraih angka elektabilitas sebesar 30,4 persen. Disusul oleh Ganjar 19,1 persen dan Anies 13,0 persen," terang dia.

Prabowo secara perlahan tembus 30 persen ini menunjukan kecenderungan kepercayaan publik semakin membesar. Sementara Ganjar dan Anies masih stagnan di bawah angka 20 persen karena ketidakpastian dukungan dari Parpol.

"Alasan terbesar publik memilih Prabowo bahwa Prabowo dianggap memiliki kapabilitas memecahkan masalah-masalah yang tengah dihadapi Indonesia diantaranya masalah keamanan nasional dan tentu krisis pangan yang tengah mengintai dunia, program kerjanya yang secara terbatas telah diperlihatkan di Kemhan," terangnya. 

Sementara alasan terbesar publik memilih Ganjar yaitu karena ganjar adalah Gubernur Jawa Tengah. Menurut Chairul Ansari, pemilih Ganjar masih di tingkat lokal. Termasuk alasan partai yang mengusungnya.

"Alasan berikut dapat kita baca bahwa jika parpol yang dipilihnya mengusung Ganjar maka pemilih Parpol akan memilihnya. Artinya dukungan sebagian publik kepada Ganjar kecenderungannya masih labil, spekulatif dan rentan tergerus. Belum ada satupun parpol termasuk PDIP yang definitif menyatakan dukungannya.  Pemilih tradisional atau ideologis PDIP yang terpusat di Jateng kemungkinan besar akan bergeser ke capres lain bila PDIP tidak mengusung Ganjar," tambahnya.

Sementara Anies, kecenderungan terbesar memilih Anies adalah karena kapabilitasnya dalam memecahkan masalah yang ditunjukkan selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Femikian juga program kerjanya, karena kesamaan agama, rekam jejak yang bagus, menguntungkan buat saya dan sebagainya.

 

Pada pertanyaan tentang elektabilitas Parpol bila pemilu legislatif dilaksanakan hari ini, untuk sementara waktu PDIP, Gerindra dan Demokrat masih keluar sebagai tiga besar.

Golkar masih perlu kerja lebih keras lagi untuk Kembali ke kluster tiga besar yang menjadi langganannya dalam tiap Pemilu pasca orde baru.

Parpol yang identik dengan parpol mediocre seperti PKB, PKS dan NasDem untuk sementara masih mampu bertahan di papan tengah kecuali PAN dan PPP yang berada dipapan bawah, di bawah Perindo.

Responden dalam survei adalah penduduk yang berusia minimal 17 tahun ke atas dan atau yang sudah pernah menikah sebesar 1520 orang. Margin of Error ± 2,5% dan Confidence Interval 95 persen.

Pengumpulan data tersebut dilakukan melalui wawancara langsung dengan bantuan kuesioner. Hasil survei yang didapat adalah hasil pada saat survei dilakukan.