Taliban Tuding Pakistan Izinkan Pesawat Tak Berawak Amerika Serikat Gunakan Wilayah Udaranya
Ilustrasi drone MQ-9 Reaper AS. (Wikimedia Commons/US Air Force)

Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Taliban menuding Pakistan mengizinkan pesawat tak berawak Amerika Serikat menggunakan wilayah udara mereka, untuk mengakses Afghanistan, hal yang dibantah Islamabad.

Pakistan sebelumnya membantah terlibat atau mengetahui serangan pesawat tak berawak Amerika Serikat, yang dikatakan menewaskan pemimpin Al Qaeda Ayman al-Zawahiri di Kabul pada Juli lalu.

Penjabat Menteri Pertahanan Afghanistan Mullah Mohammad Yaqoob mengatakan pada konferensi pers di Kabul, pesawat tak berawak Amerika Serikat telah memasuki Afghanistan melalui Pakistan.

"Menurut informasi kami drone masuk melalui Pakistan ke Afghanistan, mereka menggunakan wilayah udara Pakistan, kami meminta Pakistan, jangan gunakan wilayah udara Anda untuk melawan kami," katanya, melansir Reuters 29 Agustus.

Sementara, Menteri Luar Negeri Pakistan Bilawal Bhutto-Zardari mengatakan kepada Reuters dia, telah melakukan pemeriksaan setelah serangan udara dan diberitahu bahwa wilayah udara Pakistan tidak digunakan.

Dia mengatakan akan memeriksa lagi hal tersebut setelah tuduhan Hari Minggu, tetapi mengharapkan posisinya sama seperti sebelumnya.

"Saya benar-benar tidak percaya bahwa ini adalah saat saya ingin berdebat dengan siapa pun atau menuduh. Terus terang, saya fokus pada upaya bantuan banjir," kata Bhutto-Zardari dalam sebuah wawancara, mengacu pada banjir mematikan di Pakistan yang telah menyebabkan jutaan orang kehilangan tempat tinggal.

"Rezim Afghanistan telah berjanji tidak hanya kepada rakyatnya sendiri, tetapi kepada masyarakat internasional, bahwa mereka tidak akan membiarkan tanah mereka digunakan untuk teroris," sebutnya.

Kementerian Luar Negeri Pakistan merilis sebuah pernyataan yang mengatakan pihaknya mencatat komentar Yaqoob dengan 'keprihatinan yang mendalam'.

"Dengan tidak adanya bukti, seperti yang diakui oleh Menteri Afghanistan sendiri, tuduhan dugaan seperti itu sangat disesalkan dan bertentangan dengan norma perilaku diplomatik yang bertanggung jawab," bunyi pernyataan itu.

Diketahui, Taliban mengatakan sedang menyelidiki serangan udara Bulan Juli dan bahwa mereka belum 'mengetahui' mayat pemimpin Al Qaeda itu.

Komentar Yaqoob dapat memperburuk ketegangan antara Afghanistan dan tetangganya, pada saat Taliban Afghanistan menengahi pembicaraan antara Pakistan dan kelompok militan Taliban Pakistan.

Afghanistan, yang sedang mengalami krisis ekonomi akut, juga sangat bergantung pada perdagangan dengan Pakistan.

Terpisah, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Taliban "sangat melanggar" perjanjian 2020, tentang penarikan pasukan pimpinan AS dari Afghanistan dengan menampung dan melindungi Zawahiri.

Sementara itu, seorang juru bicara Badan Intelijen Pusat AS menolak berkomentar.