Korban Tewas Banjir Afghanistan Tembus 182 Orang, Taliban Minta Bantuan Internasional: Kami Tidak Bisa Menangani Sendirian
Ilustrasi banjir Afghanistan. (Wikimedia Commons/NATO Training Mission-Afghanistan)

Bagikan:

JAKARTA - Korban jiwa akibat banjir yang melanda Afghanistan bulan ini mencapai lebih dari 180 orang, kata Taliban pada Hari Kamis, meminta bantuan masyarakat internasional.

Banjir telah menimbulkan kerusakan yang meluas di provinsi-provinsi Afghanistan tengah dan timur dalam beberapa pekan terakhir, menghanyutkan ribuan rumah, memperburuk krisis ekonomi dan kemanusiaan negara itu.

"Imarah Islam Afghanistan tidak dapat menangani banjir sendirian, kami meminta dunia, organisasi internasional dan negara-negara Islam untuk membantu kami," kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid pada konferensi pers, melansir Reuters 26 Agustus.

Mujahid mengatakan 182 orang tewas akibat banjir bulan ini dan 250 lainnya luka-luka. Lebih dari 3.100 rumah hancur total dan ribuan ternak tewas.

Di Distrik Khoshi, Provinsi Logar tengah, pekerja bantuan menggambarkan kehancuran yang meluas akibat banjir besar dalam beberapa hari terakhir, dengan ladang tanaman menjadi lumpur dan mayat hewan tergeletak di tumpukan.

Sekitar 20.000 orang di distrik itu terkena dampak banjir dan 20 orang, termasuk sedikitnya enam anak-anak, tewas dengan dua lagi hilang, kata UNICEF.

"Orang-orang kehilangan segalanya. Mereka kehilangan segalanya dalam semalam," kata Anne Kindrachuk, kepala wilayah tengah untuk UNICEF Afghanistan, setelah kunjungan ke daerah itu.

"Ada tiga komunitas tenda atau kamp tetapi (orang) tidak yakin apa yang akan terjadi selanjutnya, bagaimana mereka akan makan musim dingin ini, mata pencaharian mereka musnah," tandasnya.

Diketahui, Afghanistan telah berulang kali dilanda bencana alam tahun ini, termasuk kekeringan dan gempa bumi yang menewaskan lebih dari 1.000 orang pada Juni. Negara ini sebagian besar telah terputus dari sistem keuangan internasional sejak Taliban mengambil alih setahun yang lalu.