Bagikan:

JAKARTA - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menegaskan perawatan pasien terpapar cacar monyet (monkeypox) dilakukan sesuai dengan gejala yang timbul.

"Obatnya tergantung symptom (gejala) yang timbul karena manifes (monkeypox) macam-macam, misalnya ada demam," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti, menukil Antara, Kamis, 25 Agustus.

Apabila gejala demam, lanjut Widyastuti, maka pasien akan diberikan obat demam dan jika terdapat ruam cacar maka diberikan salep topikal.

Ia menjelaskan, dengan perawatan, termasuk pengobatan yang diberikan kepada pasien, maka diperkirakan akan sembuh dalam waktu sekitar tiga minggu.

"Biasanya diharapkan dalam waktu tiga minggu bisa sembuh," ucapnya.

Sementara itu, pihaknya terus memantau perkembangan pasien yang positif terpapar cacar monyet termasuk tiga orang yang sempat kontak erat.

Namun, Widyastuti memastikan penularan cacar monyet tidak semudah COVID-19, karena pada kasus cacar monyet, penularan berpotensi terjadi ketika kontak atau bersentuhan erat dengan pasien positif mengidap cacar monyet.

"Monkeypox ini penularannya tak semudah COVID-19, jadi harus kontak secara erat begitu, tapi tetap yang sakit tetap harus isolasi," imbuhnya.

Hingga saat ini, pemerintah mencatat ada satu orang laki-laki di Jakarta terkonfirmasi mengidap penyakit cacar monyet setelah pria berusia 27 tahun itu diketahui baru melakukan perjalanan dari Eropa.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Dwi Octavia menjelaskan tiga orang yang melakukan kontak erat itu dalam kondisi baik dan tidak ada keluhan.

Namun, apabila ada keluhan kesehatan di antaranya ruam pada kulit, maka pihaknya melakukan pemeriksaan berupa tes usap pada tenggorokan atau tes usap pada kulit yang ruam.

"Kalau misalnya ada keluhan kesehatan, itu baru pengambilan spesimen, bisa 'swab' tenggorok, kalau ada ruam di kulit bisa dilakukan oles atau 'swab' pada daerah kulit yang ada gejalanya," kata Dwi.