PAPUA - Kota Sorong di Papua Barat dikepung banjir dan tanah longsor. Penjabat (Pj) Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw dijadwalkan meluncur meninjau lokasi terdampak bencana alam tersebut pada hari ini, Selasa 23 Agustus.
Waterpauw mengaku hingga saat ini belum mengetahui penyebab banjir dan tanah longsor yang menerjang sejumlah wilayah di Kota Sorong.
"Saya belum tahu penyebabnya, tapi dari gambar yang dikirim ke saya, airnya cukup deras. Saya akan berangkat ke sana untuk mengecek langsung bersama dengan tim dari BPBD provinsi," kata Waterpauw setelah melantik tiga Pj kepala daerah di Manokwari, dikutip dari Antara, Selasa 23 Agustus.
Eks Komisaris Jenderal Polisi itu memastikan korban terdampak banjir dan tanah longsor di Kota Sorong segera mendapat penanganan.
Kepala BPBD Kota Sorong Herlin Sasabone menambahkan, Pemkot Sorong telah menetapkan status tanggap darurat bencana menyusul terjadinya banjir dan tanah longsor di wilayah itu akibat hujan deras sejak Selasa 23 Agustus dini hari.
Status tanggap darurat bencana di Kota Sorong berlaku selama 14 hari terhitung mulai Selasa ini hingga 5 September 2022.
Pemkot Sorong juga telah membuka posko tanggap darurat penanggulangan bencana di halaman Kantor Wali Kota Sorong.
BACA JUGA:
Herlin mengatakan, BPBD juga berkoordinasi dengan Kantor Pencarian dan Pertolongan, Kepolisian dan TNI dalam memantau dampak bencana serta mengevakuasi korban bencana.
Menurut data BPBD Kota Sorong, tanah longsor telah menyebabkan dua orang meninggal dunia, dua orang terluka, serta dua rumah rusak, dan banjir menyebabkan ribuan rumah warga tergenang di bagian wilayah Kota Sorong.
Pada Selasa 23 Agustus sore, banjir yang melanda bagian wilayah Kota Sorong sudah mulai surut.
Untuk sementara, BPBD juga mengimbau warga Kota Sorong tetap waspada karena curah hujan diperkirakan masih tinggi menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).