Sebut Obat Tak Efektif Antisipasi DBD, Wagub Jabar Tekankan Pentingnya Sosialisasi
Pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kiri) dan Uu Ruzhanul Ulum (kanan). (Antara-Agung R)

Bagikan:

JABAR - Pemerintah Provinsi (Pemrov) Jawa Barat (Jabar) menekankan tiga langkah terpadu mengantisipasi penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum menjelaskan tiga langkah yang dimaksud, yakni pemahaman pada masyarakat alias sosialisasi, pemberian bantuan obat-obatan, serta pengawasan.

"Untuk mengantisipasi berbagai penyakit, termasuk di dalamnya ada DBD, memberikan pemahaman dahulu kepada masyarakat. Setelah memberikan pemahaman, kemudian memberikan bantuan obat dan pengawasan," kata Wagub Jabar dalam sosialisasi "Wujudkan Indonesia Bebas dari DBD" di Bandung, dikutip dari Antara, Selasa 23 Agustus.

Wagub Jabar menjelaskan, tiga langkah tersebut penting, karena saling mendukung satu sama lainnya. Menurut dia, pemberian bantuan obat-obatan tidak dapat efektif tanpa adanya sosialisasi atau pemahaman terlebih dahulu.

Pun demikian, lanjut dia, dengan pemahaman dan obat-obatan tak dapat berjalan optimal tanpa adanya pengawasan.

"Kalau hanya diberikan obat tanpa diberikan pemahaman, kadang-kadang tidak akan bisa efektif. Kemudian kalau hanya diberikan pemahaman tanpa ada obat dan pengawasan, siapa tau obatnya tidak dimakan," tuturnya.

"Jadi tiga langkah dalam mengantisipasi DBD, termasuk dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat oleh Pemprov Jabar, mudah-mudahan berhasil dan sukses. Jabar masyarakatnya sehat semua," katanya.

Sementara itu, Ketua TP PKK Provinsi Jabar Atalia Praratya Ridwan Kamil mengemukakan bahwa dalam satu tahun terakhir, tercatat ada sekitar 21.000 kasus DBD yang dilaporkan, dengan jumlah terbanyak ada di Kota Bandung dan Kota Depok.

Untuk itu, ia meminta seluruh elemen masyarakat, khususnya kader PKK, kembali digerakkan. "Dasawisma itu adalah paling dekat dengan keluarga, ada 10 keluarga yang akan didampingi oleh Tim PKK Dasawisma ini," kata Atalia.

Selain itu, Atalia juga ingin menggalakkan kembali program Juru Pemantau Jentik (Jumantik), mulai dari lingkungan rumah masyarakat dan juga lingkungan sekolah-sekolah dasar.

"Penting sekali kader Jumantik digeliatkan kembali, bahkan SD-SD akan dimulai lagi gerakan jumantiknya, sehingga akan mampu untuk membantu wilayah sekitar minimal di lingkungan sekolah terhindar dari masalah DBD ini," tandasnya.