JAKARTA - Kekeringan yang memecahkan rekor telah menyebabkan beberapa sungai di China – termasuk bagian dari Yangtze – mengering. Penyusutan sungai ini mempengaruhi tenaga air dan memaksa perusahaan-perusahaan besar untuk menangguhkan operasi.
Peringatan kekeringan nasional dikeluarkan pemerintah karena gelombang panas yang berkepanjangan dan parah di barat daya China. Bahkan wilayah yang berpenduduk padat ini diperkirakan akan mengalami kekeringan hingga September.
Dikutip dari Guardian, Senin 22 Agustus, hilangnya aliran air ke sistem pembangkit listrik tenaga air China yang luas telah memicu situasi serius di Sichuan, yang mendapatkan lebih dari 80 persen energinya dari pembangkit listrik tenaga air.
Pada hari Minggu lalu, pemerintah daerah merilis tingkat peringatan tertinggi sangat parah dengan aliran air ke waduk pembangkit listrik tenaga air Sichuan turun setengahnya. Permintaan listrik telah meningkat 25 persen musim panas ini.
Pengurangan tenaga air juga dilaporkan mempengaruhi populasi hilir, termasuk kota Chongqing dan provinsi Hubei.
BACA JUGA:
Pekan lalu Sichuan menangguhkan atau membatasi pasokan listrik ke ribuan pabrik dan menjatah penggunaan listrik publik karena kekurangan tersebut. Toyota, Foxconn dan Tesla termasuk di antara perusahaan yang dilaporkan telah menghentikan sementara operasi di beberapa pabrik selama dua minggu terakhir.
Yangtze adalah sungai terbesar ketiga di dunia, menyediakan air minum untuk lebih dari 400 juta orang China, dan merupakan jalur air paling vital bagi perekonomian China. Ini juga penting untuk rantai pasokan global, tetapi musim panas ini telah mencapai level air terendah, dengan seluruh bagian dan lusinan anak sungai mengering.