Bagikan:

YOGYAKARTA – Raden Saleh Sjarif Boestaman atau lebih dikenal Raden Saleh merupakan pelopor pelukis modern di Indonesia.

Ada beberapa lukisan Raden Saleh yang mendunia dan mendapat penawaran tertinggi dalam acara lelang, antara lain Perburuan Banteng alias Wild Bull Hunt (1855), Perburuan Rusa atau  The Deer Hunt (1846) , Penangkapan Diponegoro (1857), Perburuan Singa (1840 dan 1841) dan Singa Terluka (1838).

Raden Saleh merupakan seniman pertama dari Tanah Air yang melukis dengan disiplin Barat. Karenanya, tak heran jika ia disebut sebagai pelukis modern Indonesia. Lantas, seperti apa sosok Raden Saleh?

Raden Saleh, Pelopor Penulis Modern di Indonesia

Raden saleh
Lukisan berjudul Penangkapan Diponegoro karya Raden Saleh (Goodnewsfromindonesia).

Raden Saleh adalah penulis asli Indonesia keturunan Arab. Ia lahir di Terbaya, dekat semarang dari pasangan Sayid Husein bin Alwi bin Awal dan Raden Ayu Syarif Hoesein.

Informasi soal tahun lahir Raden Saleh simpang-siur. Dalam sebuah lukisan potret diri, Raden Saleh menulis lahir Mei 1811. Akan tetapi, dalam sebuah surat, dia pernah menyebutkan tahun 1814, dikutip dari Historia, Jumat, 19 Agustus 2022.

Mengenai informasi tahun lahir Raden Saleh yang simpang-siur ini, Werner Kraus—kurator asal Jerman yang mendedikasikan hidupnya untuk untuk mempelajari karya Raden Saleh—lebih setuju tahun 1811 sebagai tahun lahir Raden Saleh. Pasalnya, Raden Saleh belajar melukis pada 1819 ketika ia berusia delapan tahun.

“Bisa jadi karena dahulu di Jawa berlaku hitungan kalender Jawa (Saka) dan Islam sehingga Raden Saleh agak bingung ketika harus menyesuaikan dengan hitunga kalender Masehi,” kata Kraus, menyadur Historia.

Raden Saleh pertama kali belajar melukis pada AAJ Payen, warga negara Belgia yang ditugasi oleh pemerintah kolonial untuk melukis alam dan pemandangan di Hindia Belanda.

Berkat kemampuan melukisnya, Raden Saleh mendapat kesempatan untuk memperdalam ilmu di Belanda pada 1830. Di negeri Kincir Angin itu, dia belajar melukis potret pada Cornelis Krusemen dan lanskap pada Andreas Schelfhout.

Pada 1839, Raden Saleh diberi kesempatan oleh pemerintah Belanda untuk berkeliling ke negara-negara Eropa. Ketika berada di Paris, Prancis, dia bertemu dengan pelukis kenamaan Horace Vernet yang mempengaruhi permainan warnanya. Namun, dalam hal memperlihatkan suasana objek lukisan, Saleh dipengaruhi oleh pelukis besar aliran Romantisisme Prancis, Ferdinand Victor Eugene Delacroix.

Menurut Kraus, Raden Saleh tidak pernah menyebut nama Delacroix. Krus menduga bahwa Saleh pernah melihat lukisan Delacroix di museum.

Pada 1844, Raden Saleh kembali ke Belanda dan mendapat anugrah Bintang Eikenkroon dari Raja Willem II. Di masa kempemimpinan Raja Willem III, Saleh diangkat sebagai penulis Istana.

Pada 1851, Raden Salah memutuskan untuk pulang ke Tanah Jawa dan menikahi perempuan Eropa kaya raya bernama Nona Winkelman. Hanya saja, pernikahan itu tidak bertahan lama. Dia bercerai dengan Winkelman dan menikah lagi dengan seorang perempuan Jawa.

Selama berada di tanah kelahirannya, Raden Saleh sempat mengembara ke Jawa Tengah dan Jawa Barat untuk melukis potret raja dan bangsawan. Salah satu karya monumentalnya dalah lukisan berjudul Penangkapan Diponegoro.

Pada 1857, Raden Saleh kembali melawat ke Eropa. Tahu 1878, Saleh kembali ke Jawa, dan meninggal pada 23 April 1880 di Bogor, Jawa Barat.

Demikanlah sekulit kisah Raden Saleh, seorang pelopor pelukis modern di Indonesia yang menggetarkan dunia. Semoga bisa menambah wawasan dan menginspirasi Anda.