Bagikan:

JAKARTA - Kim Yo-jong, adik Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menegaskan, negaranya tidak akan pernah berurusan dengan proposal Korea Selatan, terkait dukungan ekonomi yang ditukar dengan 'penyerahan' senjata nuklir.

Komentarnya pada Hari Jumat, menjadikan pejabat senior Korea Utara yang pertama mengomentari langsung 'rencana berani' Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol yang diutarakan Mei lalu.

Itu juga datang setelah Presiden Yoon mengulangi hal yang sama, dalam konferensi pers 100 hari pertama kepemimpinannya pada Rabu lalu, beberapa jam setelah Korea Utara melakukan uji coba peluncuran rudal jelajah ke laut.

Presiden Yoon bersedia memberikan bantuan ekonomi bertahap ke Korea Utara, jika itu mengakhiri pengembangan senjata nuklir dan memulai denuklirisasi.

"Memikirkan rencana barter "kerja sama ekonomi" untuk kehormatan kita, nuklir, adalah mimpi besar, harapan dan rencana Yoon, kita menyadari bahwa dia benar-benar sederhana dan masih kekanak-kanakan," ujar Kim Yo-jong, melansir Reuters dari KCNA 19 Agustus.

"Meskipun dia mungkin mengetuk pintu dengan rencana besar di masa depan karena 'rencana beraninya' tidak berhasil, kami menjelaskan, kami tidak akan duduk berhadap-hadapan dengannya," tegasnya.

Sementara itu, para ahli mengatakan rencana ekonomi terbaru Selatan mirip dengan proposal oleh presiden sebelumnya, termasuk selama pertemuan puncak antara Korea Selatan, Amerika Serikat dan Korea Utara beberapa tahun lalu.

"Inisiatif Yoon menambah daftar panjang tawaran gagal yang melibatkan janji Korea Selatan, untuk memberikan manfaat ekonomi bagi Korea Utara. Ini adalah asumsi yang sama yang berada di balik serangkaian upaya gagal untuk memulai pembicaraan denuklirisasi," Scott Snyder, peneliti senior di lembaga think tank Dewan Hubungan Luar Negeri, mengatakan dalam sebuah unggahan blog pada Hari Kamis.

"Tingkat kerentanan ekonomi Korea Utara akan membuat para pemimpin semakin resisten terhadap proyek infrastruktur yang diusulkan Korea Selatan," tambahnya.