Bagikan:

JAKARTA - Ribuan kalajengking, ditempatkan dalam kotak plastik transparan, 'berbaris' di dinding laboratorium pembiakan di Provinsi Sanliurfa tenggara Turki, menunggu personel untuk memerah racun mahal mereka yang digunakan untuk memproduksi obat.

Menggunakan sepasang pinset dan penjepit, karyawan laboratorium mengeluarkan kalajengking dari kotak, menunggu saat mereka memeras setetes kecil racun dari jarum mereka ke dalam wadah.

Racun tersebut kemudian dibekukan dan diubah menjadi bubuk sebelum dijual. Meski sedikit, racun itu berharga mahal.

Seekor kalajengking menghasilkan sekitar dua miligram racun, dengan laboratorium dapat memperoleh sekitar dua gram racun setiap hari, kata Metin Orenler, pemilik peternakan kalajengking.

Peternakan Orenler, yang dibuka pada tahun 2020, sekarang memiliki sekitar 20.000 kalajengking dari spesies Androctonus Turkiyensis.

Kalajengking ini diidentifikasi sebagai jenis yang berbeda dalam sebuah artikel yang diterbitkan dalam jurnal scorpiology pada tahun 2021.

"Kami membiakkan kalajengking sekaligus juga memerah racunnya," terang Orenler, melansir Reuters 17 Agustus.

"Kami membekukan racun yang kami peroleh dari pemerahan yang kami lakukan, kemudian kami mengubahnya menjadi bubuk dan menjualnya ke Eropa," paparnya.

Racunnya, yang diekspor ke Prancis, Inggris, Jerman, dan Swiss, digunakan untuk memproduksi kosmetik, obat penghilang rasa sakit, dan antibiotik, tukas Orenler, seraya menambahkan bahwa satu liter racun itu bernilai 10 juta dolar AS atau sekitar Rp147.789.000.000.