Bagikan:

JAKARTA - Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta Iman Satria meminta Dinas Pendidikan DKI menggelar tes psikologi terhadap seluruh guru sekolah negeri di Jakarta secara berkala.

Saran Iman ini merupakan buntut dari kasus penganiayaan oknum guru pada salah satu siswa SMKN 1 Jakarta. Menurut Iman, tes psikologi tersebut perlu dilakukan untuk mencari penyebab secara psikologis atas kasus-kasus serupa.

"Nanti kami lihat dulu kenapa ini guru melakukan itu, apa memang kurang juga tes psikologinya. Ini harus dites ulang, entah itu satu atau dua tahun sekali," kata Iman saat dihubungi, Selasa, 16 Agustus.

Menurut Iman, lama waktu guru mengajar di suatu sekolah pun menjadi faktor penentu pada sisi psikologi mereka masing-masing, yang bisa berdampak pada cara guru menghadapi siswa.

"Kadang-kadang, kalau guru sudah terlalu lama di (satu) sekolah itu kan dia ada rasa jenuh. Lalu, kalau guru yang baru pindah juga harus menyesuaikan. Yang tadinya di tempat yang baik-baik, pindah, ketemu dengan anak-anak nakal, kan bisa juga tempramennya berbeda," tutur Iman.

Terhadap kasus penganiayaan SMKN 1 Jakarta, Iman memandang tindakan tersebut tidak dapat dibenarkan. Sebab, guru merupakan teladan para siswa.

"Kalau pun ini terjadi nggak diperbenarkan, apapun tidak boleh karena guru itu kan sebagai contoh teladan, walaupun anak itu nakal. Jadi, sudah enggak model dengan cara-cara begitu lagi," urai Iman.

Senakal-nakalnya siswa, Iman memandang ada cara lain yang bisa dihadapi guru untuk mendisiplinkannya. Mulai dari pemberitahuan kepada orang tua masing-masing, hingga memfasilitasi bimbingan konseling.

"Ada mekanisme cara menghukumnya sejauh apa nakalnya. Yang pasti, sudah nggak zamannya lagi dengan menyiksa-nyiksa. Diberi tahu, lah kepada orang tuanya. Konsulingnya juga perlu, kenapa anaknya begini, apakah ada tekanan di rumah, atau apa," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang pelajar SMKN 1 kelas XII berinisial RH (18) mendapati luka lebam di mata akibat dianiaya salah satu oknum guru berinisial HT di sekolahnya.

Ramdhani, orang tua korban mengatakan, anaknya dianiaya di dalam ruang guru olahraga Jumat 12 Agustus.

"Anak saya mengalami luka memar dibagian mata sebelah kanan, terus bibirnya juga terluka. Kami juga sudah visum ke RSCM Jakarta Pusat," kata Ramdhani saat dikonfirmasi wartawan, Senin, 15 Agustus.

Ramdhani melanjutkan, kejadian itu berawal saat oknum guru berinisial HT mendapat kabar bahwa ada pemalakan yang dilakukan RH terhadap adik kelasnya.

"Anak saya saja tidak tahu masalah adanya pemalakan yang menimpa murid kelas X. Pas di panggil terus ditanya anak saya, kemudian anak saya jawab tidak tahu," ujarnya.

Setelah anaknya menjawab tidak tahu, lanjut anggota TNI itu, oknum guru langsung menampar RH. Tidak hanya itu, RH juga dipukul pada bagian dada dan dibalikkan badannya hingga diinjak.