Bagikan:

JAKARTA - Badan pengadaan senjata Korea Selatan pada Hari Rabu menandatangani kesepakatan dengan dua perusahaan lokal, untuk mengembangkan robot kontraterorisme dan drone pengintai, kata para pejabat, seiring pemanfaatan teknologi baru untuk pembangunan militer.

Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) mengatakan, mereka menandatangani kesepakatan total senilai 8,9 miliar won atau sekitar Rp100.160.778.000, melansir Korea Times 11 Agustus.

Rinciannya, 4,6 miliar won dengan Hyundai Rotem untuk pengembangan robot multi-lengan, dan kesepakatan 4,3 miliar won dengan Preneu untuk drone pengintaian.

Kesepakatan tersebut menandai pertama kalinya kesepakatan yang dicapai di bawah proyek penelitian dan pengembangan 'jalur cepat' yang bertujuan untuk mengembangkan senjata berteknologi tinggi dalam waktu dua tahun, untuk memenuhi kebutuhan militer menurut DAPA.

DAPA berencana untuk memulai uji coba kedua sistem senjata tersebut di unit militer pada paruh kedua tahun 2024, setelah proses pengembangan dua tahun, menurut para pejabat.

Diketahui, robot yang akan dibangun dirancang untuk identifikasi awal ancaman musuh, karena respon mereka dan meminimalkan korban manusia selama operasi kontraterorisme.

Sementara, proyek drone dirancang untuk mendukung operasi multidimensi unit taktis pada berbagai misi keamanan, menurut DAPA.

Kedua proyek tersebut sejalan dengan inisiatif Reformasi Pertahanan 4.0 Seoul, yang bertujuan untuk menghadirkan militer yang lebih kuat berdasarkan teknologi mutakhir, kata para pejabat.