Bagikan:

JAKARTA - Lima drone Korea Utara menyeberang ke Korea Selatan pada Hari Senin, membuat Seoul mengerahkan jet tempur dan helikopter serang untuk coba menjatuhkan pesawat tanpa awak tersebut, kata seorang pejabat militer.

Sebagai bagian dari tanggapannya, militer Korea Selatan juga mengirim pesawat pengintai ke Korea Utara untuk memotret instalasi militer Pyongyang, kata seorang pejabat militer Korea Selatan.

"Ini adalah tindakan provokasi yang jelas oleh Korea Utara yang melanggar wilayah udara kami," kata seorang pejabat Korea Selatan dan Kepala Staf Gabungan (JCS) Lee Seung-o, dalam sebuah pengarahan, melansir Reuters 26 Desember.

Salah satu dari lima drone Korea Utara terbang di dekat ibu kota Korea Selatan, Seoul, dan yang lainnya terbang di dekat pantai barat.

Lee mengatakan militer Korea Selatan "mengoperasikan aset untuk menembak jatuh" drone.

Dia tidak mengatakan apakah ada drone yang ditembak jatuh, tetapi kantor berita Yonhap kemudian mengatakan militer Korea Selatan melepaskan sekitar 100 tembakan, namun gagal menembak jatuh.

Lee mengatakan Korea Selatan awalnya melepaskan "tembakan peringatan" ketika pertama kali mendeteksi drone.

Ditambahkannya, drone Korea Utara pada hari Senin berukuran kecil, sekitar dua meter, tetapi dia tidak memberikan rincian lebih lanjut termasuk peralatan apa, jika ada, yang mereka bawa.

Korea Selatan melacak drone yang melintas dari Korea Utara melalui apa yang disebut Garis Demarkasi Militer antara kedua negara, setelah mendeteksi mereka di langit kota barat Gimpo sekitar pukul 10:25 waktu setempat, kata militer sebelumnya.

Salah satu drone diketahui telah kembali ke Korea Utara sementara Korea Selatan kehilangan jejak empat lainnya, lapor Yonhap, mengutip JCS.

Sebagai 'balasan', pesawat pengintai Korea Selatan terbang ke Korea Utara untuk mengambil foto dalam aksi yang sesuai dengan penerbangan drone Korea Utara, kata Lee, yang menunjukkan bahwa drone Korea Utara juga dimaksudkan untuk pengintaian.

Diketahui, drone tersebut adalah yang pertama dikonfirmasi berasal dari tetangga yang terisolasi sejak 2017, ketika sebuah drone Korea Utara yang diyakini sedang dalam misi mata-mata jatuh dan ditemukan di sebuah gunung dekat perbatasan.

Pada tahun 2014, sebuah drone Korea Utara ditemukan di pulau perbatasan Korea Selatan. Drone itu dianggap sebagai pesawat kasar yang dipasang dengan kamera.