Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membantah dirinya alergi didemo oleh mahasiswa maupun buruh utamanya berkaitan dengan UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Dia menegaskan, kepergiannya ke luar kota saat aksi demonstrasi buruh dan mahasiswa terjadi bukanlah disengaja melainkan karena memang agenda tersebut telah disiapkan sejak lama.

Hal ini disampaikan Jokowi menanggapi pertanyaan mengapa dirinya lebih memilih pergi ke Kabupaten Pulau Pisang, Kalimantan Tengah untuk menengok kawasan lumbung pangan atau food estate pada Kamis, 8 Oktober, saat massa buruh dan mahasiswa dari berbagai organisasi serta kampus di DKI Jakarta melakukan aksi demonstrasi menolak UU Cipta Kerja. 

"Enggak (bukan sengaja hindari demo, red). Ya, yang namanya demonstrasi itu biasa-biasa. Wong tiap hari, tiap minggu, ada demo kok di Istana dan itu dijamin oleh undang-undang. Itu dijamin," kata Jokowi dalam wawancara ekslusifnya bersama Rosiana Silalahi yang ditayangkan di Kompas TV, Senin malam, 16 November.

Kepergiannya ke Kalimantan Tengah kata Jokowi, sudah dipersiapkan jauh-jauh hari. Namun, sebelum berangkat dirinya sempat berkonsultasi dengan Kapolri Jenderal Idham Azis dan Menteri Sekretaris Negara (Mensetneg) Pratikno, perlu atau tidaknya perjalanan dinas ini dilanjutkan. 

"Saat saya mau berangkat, saya telepon Kapolri, saya telepon Mensetneg apakah saya terus atau saya harus di Jakarta. Apa yang disampaikan Kapolri dan Mensetneg? 'Bapak silakan terus jalan saja karena ini persiapannya panjang untuk mengontrol food estate yang juga penting bagi negara ini'. Jadi kondisinya gitu," ungkapnya.

Saat mengetahui kondisi aksi demonstrasi ini berujung ricuh karena adanya massa perusuh, Jokowi kemudian kembali menghubungi Kapolri dan Mensetneg untuk berdiskusi perlu atau tidak dirinya kembali ke Jakarta sesegar mungkin.

Namun, penuturan eks Gubernur DKI Jakarta tersebut, dua pembisiknya ini menilai dirinya tak perlu kembali ke Jakarta karena masalah demonstrasi ini akan diuruh oleh Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.

"Siang pun saya telepon apakah perlu dipercepat saya pulang, 'enggak, pak. ini nanti biar diurus oleh Menko Polhukam'. Saya ikuti, dan saya minta, sekali lagi minta saran, sekali lagi ke Kapolri dan Mensetneg karena mereka kan punya itungan," jelas Jokowi.

Diketahui, saat aksi demonstrasi penolakan UU Cipta Kerja yang dilakukan oleh mahasiswa dan buruh pada Kamis, 8 Oktober lalu, Presiden Jokowi justru berkunjung ke Kabupaten Pulau Pisang, Kalimantan Tengah. Selama berada di sana, Jokowi meninjau kawasan lumbung pangan atau food estate yang tengah dikembangkan berupa penanaman padi, keramba ikan, hingga peternakan bebek. 

Akibatnya, Presiden Jokowi mendapat kritikan dari sejumlah pihak. Para pengamat menilai Presiden Jokowi harusnya berada di Jakarta saat aksi itu terjadi dan menemui masyarakat langsung untuk mendengarkan aspirasi mereka bukan malah keluar kota dengan alasan meninjau proyek atau mengerjakan hal lain.