Ketika Banyak Negara Lempar Handuk, Indonesia Dipuji karena Berani Ambil Hajatan ASEAN Para Games
Penutupan perhelatan ASEAN Para Games XI Tahun 2022 di Stadion Manahan, Kota Surakarta (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev)

Bagikan:

JAKARTA - Gelaran ASEAN Para Games (APG) 2022 di Solo rampung digelar. Indonesia dipuji-puji karena dianggap sukses menggelar event olahraga bagi penyandang disabilitas meski persiapannya cukup singkat.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjelaskan, suksesnya penyelenggaraan ASEAN Para Games 2022 tersebut merupakan keberanian pemerintah Indonesia dalam mengambil keputusan. Keberanian itu yang kemudian akan dicontoh banyak negara lain untuk menggelar event internasional.

"Sekjen organisasinya (ASEAN Para Sport Federation) bicara sama saya, banyak negara yang akan belajar dari keberanian Indonesia. Karena dalam waktu cepat, dengan pengelolaan yang relatif bagus. Bangga juga kita disampaikan itu,” kata Ganjar dalam keterangan pemprov, Senin 8 Agustus.

Ganjar menjelaskan, keberhasilan menggelar ASEAN Para Games 2022 membuktikan Indonesia mampu menggelar event internasional dengan persiapan yang singkat. Apalagi setelah beberapa negara menyerah untuk menjadi tuan rumah.

“Waktu yang sangat pendek, satu bulan, karena beberapa negara waktu itu melempar handuk ya, termasuk Vietnam. Kita sudah ambil alih ini, kita buktikan kita mampu,” katanya.

Keberhasilan sebagai penyelenggara juga diikuti oleh torehan mentereng atlet-atlet para sport Indonesia. Kontingen Indonesia berhasil mengumpulkan 175 emas, 144 perak, dan 106 perunggu, dengan total 425 medali, dan berhak atas gelar juara umum ASEAN Para Games XI.

“Hasilnya top, kita juara umum,” kata Ganjar.

Ganjar menambahkan, setelah atlet-atlet tersebut mendapatkan prestasi, maka yang dipikirkan kemudian adalah perhatian tentang masa depan. Termasuk pendampingan dan pembinaannya. Atlet yang mendapatkan prestasi akan mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah daerah.

“Homebase-nya ada di Solo ya. Maka kemudian perhatian kita pada atlet yang diperlukan. Ya pendampingannya, menurut saya yang berikutnya adalah masa depan mereka maka mereka-mereka yang mendapatkan medali berhak untuk pembinaan masa depan. Tidak hanya sekadar achievement, tetapi juga persoalan hidup mereka. Itu yang mesti pemerintah pikirkan,” katanya.

Vietnam sebelumnya ditunjuk sebagai tuan rumah untuk event tahun ini. Namun, beberapa bulan sebelum event digelar, mereka menyatakan tidak sanggup dan mundur sebagai tuan rumah. Indonesia kemudian mengambil alih tanggung jawab tersebut.