JAKARTA - Angka kasus aktif COVID-19 di DKI Jakarta masih menjadi yang paling tinggi dibandingkan provinsi lain di Indonesia. Per tanggal 4 Agustus 2022 tercatat masih ada 21.419 kasus yang menjalani isolasi maupun perawatan.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI, Dwi Oktavia mengaku tingginya kasus aktif bisa diturunkan, namun secara bertahap dengan peningkatan kasus sembuh.
"Kasus aktif kan kumulatif dari semua kasus yang mulai didagnosis dalam 10 hari terakhir, paling tidak, mereka msh menjalani isolasi. Sementara tambahan kasus harian DKI masih di angka 2000-an. Memang kan bertahap untuk bisa turun," kata Dwi saat dihubungi, Jumat, 5 Agustus.
Meskipun saat ini Jakarta masih menerapkan PPKM Level 1 dan berbagai kegiatan diperkenankan berkapasitas 100 persen, Dwi mengingatkan masyarakat masih harus menjaga penerapan protokol kesehatan.
"Perlu berusaha menghindari kerumunan, mencuci tangan yang sering itu, tetap menjaga ventilasi ruangan kalau kita berada di dalam ruangan tertutup. Kalau rumusan itu bisa kita kerjakan, maka kasus akan berkurang karena ruang gerak penularannya juga akan berhenti," ucap Dwi.
Dwi juga meminta masyarakat untuk segera vaksinasi COVID-19, terutama vaksinasi dosis ketiga atau booster bagi yang belum melakukan. Saat ini, cakupan vaksinasi booster di Jakarta masih 54 persen.
"Tentu vaksinasi itu yang mencegah jangan sampai COVID-19 menjadi buruk. Pada saat tertular, peluang untuk mengalami gejala berat menjadi kecil bagi yang sudah mempunyai kekebalan," ujarnya.
BACA JUGA:
Sebagaimana diketahui, per tanggal 5 Agustus 2022, terdapat penambahan 2.814 kasus COVID-19 baru dengan akumulasi 1.339.662 kasus. Persentase kasus positif sepekan di Jakarta sebesar 16,2 persen.
Tingginya kasus COVID-19 di Jakarta juga disorot oleh Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito. Wiku mengungkapkan, Jakarta menjadi provinsi yang menyumbang kasus mingguan terbanyak, yakni sebesar 19.000 kasus.
Jakarta turut menjadi provinsi penyumbang angka kematian kasus COVID-19 terbanyak dalam sebulan yang mencapai 29 jiwa. Angka keterisian tempat tidur perawatan pasien rumah sakit di Jakarta pun tertinggi, yakni 12,93 persen.