Korea Utara Klaim Semua Pasien Demam Sejak Wabah COVID-19 Telah Pulih, Tercatat 74 Orang Meninggal
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memantau langsung pengiriman obat untuk warganya yang sakit. (Sumber: KCNA)

Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Korea Utara mengumumkan pada Hari Jumat, semua pasien demam di negara itu telah pulih, sejak pandemi virus corona melanda negara itu, menurut media pemerintah KCNA.

Korea Utara itu tidak pernah mengkonfirmasi berapa banyak orang yang dites positif COVID-19 sejak mengkonfirmasi kasus pertama pada Mei lalu, tetapi dikatakan sekitar 4,77 juta pasien demam telah pulih sepenuhnya dan 74 meninggal sejak akhir April. Korea Utara juga melaporkan tidak ada kasus demam baru sejak 30 Juli.

Alih-alih mengklaim kemenangan atau mengakhiri situasi COVID-19, Korea Utara mengatakan "situasi anti-epidemi telah memasuki fase stabilitas yang pasti" seperti melansir Reuters 5 Agustus.

Pihak otoritas juga mengatakan akan "menggandakan upaya untuk mempertahankan kesempurnaan dalam pelaksanaan kebijakan dan tindakan anti-epidemi negara, secara integral melaksanakan pekerjaan untuk lebih memperketat sistem anti-epideminya."

Pekerjaan semacam itu akan mencakup pemantauan yang diperkuat terhadap sub-varian COVID-19 baru dan langkah-langkah untuk memobilisasi pekerja medisnya dengan cepat jika terjadi situasi krisis, menurut KCNA.

covid-19 korea utara
Ilustrasi penanganan COVID-19 di Korea Utara. (Sumber: KCNA)

Sebelumnya, Korea Utara secara resmi mengkonfirmasi wabah COVID-19 pertamanya pada 12 Mei 2022, dengan media pemerintah melaporkan sub-varian dari virus Omicron yang sangat menular, yang dikenal sebagai BA.2, telah terdeteksi di Pyongyang.

Pemimpin Korea Utara Kim JOng-un bersumpah untuk "mengatasi" wabah COVID-19, menyatakan negara itu akan menerapkan sistem kontrol karantina "darurat maksimum" untuk menahan virus.

Kantor berita resmi Korea Utara melaporkan, Pemimpin Kim mengatakan pada pertemuan darurat politbiro ketika itu, "tujuannya adalah untuk menghilangkan akar dalam waktu sesingkat-singkatnya."

Berselang sehari kemudian, Korea Utara mengumumkan kematian perdana akibat COVID-19 dengan sekitar 187.800 orang dirawat di ruang isolasi akibat demam.

Menariknya, Korea Utara sempat menuding wabah COVID-19 di negara tersebut terjadi akibat kontak dengan 'benda asing' di dekat perbatasan Korea Selatan, dalam pengumuman yang dibuat 1 Juli lalu.

Mengumumkan hasil penyelidikan, Korea Utara memerintahkan orang-orang untuk "dengan waspada menangani hal-hal asing yang datang oleh angin dan fenomena iklim lainnya dan balon di daerah-daerah di sepanjang garis demarkasi dan perbatasan."