KUPANG - Kepala Ombudsman Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Darius Beda Daton meminta PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Kupang agar menambah gerai pelayanan tiket nontunai untuk mengurai antrean panjang calon penumpang di pelabuhan.
"Layanan tiket non tunai banyak dikeluhkan warga karena antrean yang kerap membeludak baik untuk top up kartu brizzi maupun di loket pembelian tiket," katanya ketika dikonfirmasi di Kupang, dikutip dari Antara, Kamis, 4 Agustus.
Permintaan itu ia sampaikan dalam pertemuan bersama dengan General Manager ASDP Cabang Kupang Ardhi Ekapaty yang didampingi Manager Usaha Hermin Welkis.
Beda Daton menjelaskan layanan tiket nontunai untuk penyeberangan feri antardaerah di dalam wilayah NTT yang diterapkan sejak 1 Juni 2021 menuai banyak keluhan yang masuk ke Ombudsman NTT.
Warga pengguna layanan, kata dia mengeluh karena harus mengantre lama sebanyak dua kali yaitu di gerai top up kartu dan saat mencetak tiket di loket tiket.
"Karena itu perlu ada tambahan gerai-gerai pelayanan tiket nontunai agar tidak ada penumpukan calon penumpang di pelabuhan," katanya.
Beda Daton menjelaskan warga berharap pelayanan tiket bisa dirancang dengan sistem dalam jaringan (daring) sehingga calon penumpang bisa membeli tiket di mana saja tanpa harus mencetak kembali tiket di loket pelabuhan.
Kemudahan yang diharapkan warga, kata dia seperti halnya ketika membeli tiket pesawat atau membeli token listrik.
"Ini harapan yang wajar dan tidak muluk-muluk karena memang pelayanan online juga sudah dilakukan kapal-kapal PT Pelni saat ini," katanya.
Beda Daton mengatakan namun karena pelayanan tiket daring belum terwujud maka gerai-gerai penjualan tiket bisa ditambah di berbagai tempat, tidak hanya di bank namun juga di pihak ketiga lainnya yang bisa diajak bekerja sama.
BACA JUGA:
Ia berharap keluhan warga ini menjadi sebagai referensi bagi pihak ASDP Kupang untuk melakukan upaya pembenahan agar pelayanan tiket non tunai menjadi lebih mudah, murah, dan cepat demi kenyamanan penumpang kapal.