JAKARTA - Wakil Bupati Mamberamo Tengah Yonas Kenelak memukul tangan wartawan usai diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi.
Kejadian ini terjadi ketika dirinya keluar dari gdung Merah Putih KPK, Kuningan Persada, Jakarta Selatan, hari ini.
Dari pantauan VOI, Yonas yang selesai menjalani pemeriksaan sebagai saksi untuk Bupati Mamberamo Tengah Ricky Ham Pagawak awalnya hendak keluar dari lobi KPK. Namun, dia urung melakukannya karena sejumlah wartawan menunggu.
Yonas baru keluar setelah seorang ajudannya menjemput di lobby. Saat keluar, dia tak menjawab pertanyaan apa pun dari pewarta yang sudah menunggu.
Wakil bupati itu justru mengibaskan tangannya dan meminta pewarta untuk minggir. Salah satu pewarta foto yang sedang mengambil gambar dirinya terkena kibasan tangan.
"Saya tidak tahu," kata Yonas sambil berjalan keluar dan mengibaskan tangan saat keluar dari gedung, Rabu, 3 Agustus.
Tak sampai di situ, saat berjalan menuju keluar gedung, dirinya sempat mengepalkan tangannya ke arah lensa kamera milik pewarta foto.
Yonas dipanggil KPK untuk diperiksa terkait dugaan suap dan gratifikasi yang menjerat Bupati Mamberamo Tengah Ricky Ham Pagawak.
Selain Yonas, penyidik juga memanggil seorang saksi lainnya yaitu PNS Kabupaten Mamberamo Tengah bernama Slamet. Namun, Plt Juru Bicara KPK Bidang Penindakan Ali Fikri hingga saat ini belum memerinci apa yang didalami dari dua saksi tersebut.
BACA JUGA:
Diberitakan sebelumnya, KPK terus mengusut dugaan suap dan gratifikasi di Mamberamo Tengah, Papua. Sejumlah saksi sudah dipanggil dan penggeledahan telah dilaksanakan.
Hanya saja, di tengah proses itu, Ricky yang belum diumumkan sebagai tersangka justru kabur. Dia disebut melarikan diri ke Papua Nugini melalui jalan tikus dengan dibantu sejumlah pihak, termasuk ajudan dan dua anggota TNI.
Terkait bantuan yang diberikan oleh pihak TNI ini, KPK menyebut pihaknya sudah mengirim surat kepada Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) untuk berkoordinasi demi memeriksa kedua anggota itu. Apalagi, berdasarkan informasi beredar, seorang prajurit TNI itu berpangkat Dandim.
KPK memastikan akan terus mengejar Ricky. Mereka melakukan segala cara, termasuk mengajak masyarakat yang tahu keberadaan Ricky melapor ke call center 198 atau menginformasikan pada pihak kepolisian.