Bagikan:

JAKARTA - Pengacara keluarga Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak menyebut penyidik dari tim khusus (timsus) terkesan tertutup dengan perkembangan penanganan insiden berdarah yang terjadi di rumah singgah Irjen Ferdy Sambo.

Pernyataan itu disampaikan Kamaruddin usai menjalani pemeriksaan sebagai saksi pelapor dugaan pembunuhan berencana.

"Mereka tertutup, hal yang sederhana saja kita tanya bajunya sudah di mana sekarang, tidak ada yang berani jawab," ujar Kamaruddin kepada wartawan, Selasa, 2 Agustus.

Padahal, menurutnya, dalam kasus ini, Irjen Ferdy Sambo yang diduga terlibat telah dinonaktifkan sementara oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dari jabatannya sebagai Kadiv Propam dan Kasatgasus.

Terlebih, Presiden Joko Widodo pun sudah meninta Polri untuk tak menutup-nutupi pengungkapan kasus tersebut.

"Kenapa kalian masih takut, jawab saja," ungkapnya.

"Konstitusi menyatakan buka, Undang-Undang menyatakan buka, kenapa masih takut," sambung Kamarudin.

Hanya saja, tim penyidik timsus justru meminta Kamaruddin untuk bersurat ke Kabareskrim Polri Komjen Agus Ardianto ihwal tersebut. Sehingga, dalam waktu dekat kuasa hukum akan melakukannya.

"Tadi mereka bilang, tingkat perwira menengah mengatakan baiknya 'abang Surati saja ke Kabareskrim'. Yasudah kita surati nanti menanyakan itu," kata Kamaruddin.

Sebagai informasi, Bareskrim Polri menarik selurih laporan polisi (LP) mengenai insiden berdarah yang menewaskan Brigadir J.

Dalam upaya pengusutan kasus ini, Polri telah melakukan beberapa langkah penyidikan. Satu di antaranya proses ekshumasi dan autopsi ulang terhadap jenazah Brigadir J.

Autopsi ulang dilakukan karena ada permintaan keluarga yang meyakini adanya unsur pembunuhan berencana di balik kasus tersebut.

Proses autopsi terhadap jenazah Brigadir J akan dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sungai Bahar, Muaro Jambi.

Kemudian, timsus Polri juga sudah melakukan uji balistik di rumah singgah Irjen Ferdy Sambo di Kompoleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Tujuannya, untuk memastikan sudut dan jarak tembak. Kemudian, memastikan jumlah tembakan yang terjadi di balik insiden berdarah tersebut.