JAKARTA - Komisi B DPRD DKI Jakarta membuka wacana untuk membentuk panitia khusus (pansus) untuk mengusut penyebab robohnya pembatas tribun Jakarta International Stadium (JIS) dari segi kualitas konstruksi bangunan.
Sebagaimana diatur dalam PP Nomor 12 Tahun 2018, pansus dibentuk dalam rapat paripurna atas usul Anggota DPRD. Anggota Pansus paling banyak dibentuk atas 25 orang, terdiri atas anggota komisi terkait yang diusulkan oleh masing-masing fraksi.
Usulan pansus pembangunan JIS ini muncul saat rapat kerja Komisi B DPRD DKI Jakarta yang memanggil jajaran BUMD PT Jakpro dan Badan Pembinaan Badan Usaha Milik Daerah (BP BUMD) DKI.
Anggota Komisi B DPRD DKI dari Fraksi Gerindra, Ichwanul Muslimin menyatakan, pembentukan pansus diperlukan lantaran ada keraguan pada kualitas bangunan dari kejadian robohnya pembatas kala stadion ini baru diresmikan.
"Apabila diperlukan, bentuk pansus JIS. Jadi, enggak main-main. Sekalian saja. Ini anggaran (pembangunan) besar, tapi hanya dalam waktu berapa bulan, rusak," kata Ichwanul di gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa, 2 Agustus.
Usai rapat, Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta, Ismail mengaku pihaknya akan melanjutkan pembahasan mengenai kepastian pembentukan pansus JIS. Komisi B bakal mematangkan rencana inisiasi pansus, sebelum diusulkan ke pimpinan DPRD.
"Ada dua hal nanti yang akan kita lakukan untuk persiapannya. Pertama, kita akan pastikan dulu di rapat internal Komisi B, apakah memang ini layak untuk kita ajukan pansus atau memang cukup dalam rapat evaluasi internal. Kedua, kita akan melihat tata tertib terkait dgn pembentukan pansus tersebut, ya apakah ini memang sudah layak atau belum," ungkap Ismail.
Sebagai informasi, pembatas tribun Jakarta International Stadium (JIS) tiba-tiba jebol di tengah acara grand launching dengan agenda konser hingga pertandingan sepak bola pada Minggu, 24 Juli lalu.
VP Corporate Secretary Jakpro, Nadia Diposanjoyo menjelaskan, insiden ini terjadi menjelang pertandingan persahabatan Persija melawan Chonburi FC. Saat itu, antusias penonton semakin meningkat karena semakin dekat waktunya menuju pertandingan.
Hampir seluruh tribun Tier 1 terpenuhi, bahkan melebihi kapasitas tempat duduk yang tersedia. Berdasarkan pemantauan kamera CCTV, terungkap bahwa sejumlah penonton memanjat horizontal barrier untuk duduk hingga memasang spanduk.
Padahal, kekuatan struktur dan peruntukan pembatas tribun ini tidak didesain sebagai tempat untuk berpijak, dinaiki, diduduki, atau akses ke lapangan maupun berpindah tribun.
BACA JUGA:
"Atas aktivitas penonton yang berpijak pada horizontal barrier tersebut, akibatnya terdapat beban tarik tambahan pada angkur kolom praktis yang menjadi tumpuan horizontal barrier tercabut. Hal ini menyebabkan horizontal barrier beserta pagar pembatas penonton pada sisi utara roboh," ujar Nadia, beberapa waktu lalu.
Selain itu, penumpukan penonton dalam satu lokasi yang tidak sesuai kapasitasnya mengakibatkan tidak berjalannya prosedur yang sudah direncanakan, sehingga perilaku penonton tidak terkendali dan mengakibatkan tindakan yang diluar kontrol petugas di lapangan.