Kementerian PUPR Bangun 114 Hunian Tetap untuk Korban Abrasi Amurang
Arsip Foto. Abrasi menyebabkan rumah penduduk dan penginapan robih serta jalan dan jembatan rusak di daerah pesisir Kecamatan Amurang, Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara, Rabu (15/6/2022). (ANTARA/HO-BNPB/am)

Bagikan:

MANADO - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam waktu dekat segera membangun sekitar 114 unit hunian tetap bagi warga yang kehilangan tempat tinggal akibat terjadinya abrasi Pantai Amurang Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara (Sulut) pada pertengahan Juli lalu.

"Jadi, ada 114 unit hunian tetap yang akan dibangun dan itu sudah disampaikan ke Kementerian PUPR," kata Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Sulawesi l, Recky Walter Lahope di Manado dilansir ANTARA, Senin, 1 Agustus.

Jumlah rumah yang akan dibangun, katanya, sesuai dengan pendataan yang dilakukan bersama-sama dengan Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan.

"Soal berapa besar anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan hunian tetap tersebut belum ada kepastian, nanti kami sampaikan. Pembangunan hunian tetap ini tinggal menunggu instruksi dari Kementerian PUPR untuk dialokasikan pada tahun 2023," katanya.

Pembangunan hunian tetap ini, lanjutnya, akan diawali dengan proses lelang dini, sehingga di awal tahun pembangunan hunian tetap sudah mulai dilakukan.

Ada 30-an unit yang akan dipercepat pembangunannya agar bisa segera ditempati masyarakat yang kehilangan tempat tinggal akibat abrasi. "Hunian tetap ini nantinya ditempati masyarakat yang saat ini tinggal di hunian sementara," ujarnya.

Dia mengatakan tipe hunian tetap ini sesuai dengan prototipe nasional, yaitu tipe 36 dengan dua kamar dan lantai keramik.

Pada pertengahan Juli lalu, abrasi pantai menghantam pesisir pantai Amurang, selain menyapu rumah penduduk, area wisata, fasilitas lainnya, seperti jalan dan jembatan ikut amblas.

Kementerian dan lembaga terkait, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten melakukan langkah darurat menangani warga Kelurahan Uwuran dan Bitung I yang terkena bencana alam tersebut.