Bagikan:

JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meninjau hasil bantuan keuangan (Bankeu) Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) di Desa Sikasur, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang.

Ia menginstruksikan agar desa-desa membangun jejaring untuk mengembangkan potensinya.

Ganjar menyampaikan, bantuan keuangan yang diberikan untuk mengembangkan desa wisata di Desa Sikasur mencapai Rp1 miliar. Dana itu bersumber dari alokasi bantuan keuangan Pemprov Jateng tahun anggaran 2021.

Bantuan itu digunakan untuk pembangunan Telaga Silating seluas 3,179 meter kubik, empat unit gazebo, dan perbaikan jembatan pelangi Telaga Silating.

"Ini bantuan keuangan yang kita berikan kepada desa-desa yang kemudian dikembangkan untuk desa wisata. Ternyata hasilnya bagus. Kades (kepala desa) beserta seluruh komponen masyarakatnya mencoba berpartisipasi sehingga potensi-potensi desanya bisa dikembangkan. Tadi ada sumber mata air, dibuatlah kolam. Bantuan dipakai untuk memperbaiki sarana prasarana,” kata Ganjar dalam keterangan resmi Pemprov, Senin 1 Agustus.

Kolam yang dimaksud Ganjar adalah Telaga Silating, memanfaatkan sumber mata air di tempat tersebut. Meskipun sudah ditambah dengan sarana hasil dari Bankeu Provinsi, Ganjar masih melihat ada potensi yang lebih besar untuk Telaga Silating. Misalnya, penataan wahana agar lebih menarik, dan menyiapkan kuliner khas setempat.

“Tapi nggak cukup itu, mesti dikembangkan lagi. Maka kita butuh partner. Saya katakan cari saja kampus. Itu tadi ada anak-anak mahasiswa, mereka kemudian menyiapkan, termasuk kemudian mencari sumber-sumber lain yang cukup bagus untuk pengembangan desa wisata,” ungkapnya.

Potensi besar lainnya yang dilihat Ganjar adalah keberadaan Curug Bengkawah. Air terjun di Desa Sikasur itu memang sudah dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bagian dari desa wisata. Menurut gubernur, kawasan Curug Bengkawah masih bisa dikembangkan lagi, khususnya terkait penataan dan pemanfaatan lanskap.

“Tadi ada air terjun Curug Bengkawah itu bagus, secara geologi bagus, batunya sangat khas seperti sudah dipotong-potong. Itu bisa buat riset, lalu untuk arung jeram dengan grade rendah, sehingga bisa orang fun betul melalui susuran sungai yang ada itu. Cuma lagi-lagi kawasan yang ada di sana mesti disiapkan, ditata,” kata Ganjar.

Penataan kawasan itu, khususnya kawasan Curug Bengkawah diminta dapat melibatkan para ahli seperti arsitek dan ahli lanskap. Setelah itu penataan kawasan juga sebisa mungkin melibatkan antardesa.

“Ini banyak teman-teman kepala desa. Barangkali itu bisa membangun jejaring, sehingga bantuan keuangan kita ke desa-desa untuk mengembangkan desa wisata bisa tumbuh. Mereka tidak melihat desaku saja, tetapi ini bisa berjejaring dengan desa sebelah, bisa sebelahnya lagi,” bebernya.

Ditambahkan, jejaring antardesa tersebut diperlukan untuk mengembangkan potensi masing-masing. Harapannya, ke depan akan muncul kawasan desa wisata, terdiri dari berbagai desa yang saling terkait.

“Nanti bisa membentuk satu kawasan yang bisa dikembangkan. Potensinya disampaikan, sehingga tadi pengelolanya bagus, kita jual paket wisata. Itu sudah bagus, tinggal nanti promonya, untuk itu kita akan ajari marketing,” ungkapnya.