Studi Sebut Infeksi COVID-19 Pengaruhi Perubahan Indera Penciuman atau Perasa untuk Jangka Waktu Lama
Ilustrasi.i (Unsplash/@battlecreekcoffeeroasters)

Bagikan:

JAKARTA - Jutaan pasien COVID-19 mengalami perubahan jangka panjang pada rasa dan bau, membuat makan makanan “menjijikkan dan menyedihkan secara emosional”, sebuah penelitian yang diterbitkan pada hari Kamis menunjukkan.

Satu dari 20 pasien atau sekitar lima persen, memiliki masalah bau dan rasa jangka panjang yang menyebabkan "kesulitan parah".

Pasien lain menderita anoreksia, kecemasan dan depresi, menurut penelitian yang dipublikasikan di jurnal 'The BMJ', yang meninjau data dari 18 penelitian yang melibatkan 3.699 pasien.

Studi ini diterbitkan ketika NHS England mengumumkan rencananya untuk meningkatkan pengobatan orang dengan long COVID, dikutip dari The National News 29 Juli.

Dalam editorial terkait, tim akademisi Italia menulis: “Sekitar 5 persen orang melaporkan disfungsi penciuman dan pengecapan enam bulan setelah COVID-19, dan mengingat bahwa diperkirakan 550 juta kasus COVID-19 telah dilaporkan di seluruh dunia pada Juli 2022, sejumlah besar pasien akan mencari perawatan untuk morbiditas yang melumpuhkan ini.

“Oleh karena itu, sistem kesehatan harus siap memberikan dukungan kepada pasien yang sering melaporkan merasa terisolasi ketika gejalanya diabaikan oleh dokter.”

Mereka mengatakan orang "hanya menyadari pentingnya penciuman ketika hilang" dan mereka dapat "sangat tertekan" ketika kehilangan indra ini.

“Kehilangan indra penciuman dan pengecap berdampak buruk pada kualitas hidup dengan menghilangkan beberapa kesenangan sehari-hari dan ikatan sosial,” tulis tim peneliti yang dipimpin oleh Paolo Boscolo-Rizzo dari Universitas Trieste.

“Orang juga bisa mengalami anoreksia, keengganan makan, malnutrisi, kecemasan dan depresi,” kata mereka.

Parosmia, pengalaman indra penciuman yang terdistorsi, "mengubah bau yang menyenangkan menjadi yang tidak menyenangkan", kata kelompok itu.

Untuk Inggris, NHS berencana untuk mendanai 90 klinik panjang spesialis COVID-19, 14 pusat untuk anak-anak dan remaja dan investasi pelatihan untuk mendukung dokter.

Dr. Kiren Collison, ketua gugus tugas long COVID NHS mengatakan: “long COVID dapat menghancurkan bagi mereka yang hidup dengannya, dan sementara kami terus mempelajari lebih lanjut tentang kondisi baru ini, penting bagi orang-orang untuk mengetahui bahwa mereka tidak sendirian, dan bahwa NHS ada di sini untuk mereka.

“Rencana hari ini dibangun di atas perawatan terdepan di dunia ini, untuk memastikan dukungan tersedia bagi semua orang yang membutuhkannya, dan bahwa pasien yang membutuhkan dukungan spesialis dapat mengakses perawatan dengan cara yang tepat waktu dan lebih nyaman,” tandasnya.