Status Cacar Monyet Darurat Kesehatan Internasional, Wawali Fitrianti Agustinda Minta Warga Palembang Waspada
Wakil Wali Kota Palembang Fitrianti Agustinda (ANTARA)

Bagikan:

PALEMBANG - Pemerintah Kota Palembang, Sumatera Selatan, mengimbau warga mewaspadai penyakit cacar monyet setelah beberapa waktu lalu Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan status darurat kesehatan internasional penyakit tersebut.

"Meskipun di kota ini belum terdeteksi penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus bernama monkeyfox, namun tindakan antisipasi perlu ditingkatkan," kata Wakil Wali Kota Palembang Fitrianti Agustinda di Palembang, Antara, Jumat, 29 Juli. 

Dalam kondisi pandemi COVID-19 sekarang ini dan ancaman berbagai penyakit lainnya seperti sebelumnya ada hepatitis akut dan kini cacar monyet, menurut Fitrianri, selain tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan, perlu meningkatkan kewaspadaan dari ancaman penyakit tersebut dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Untuk mendorong warga Bumi Sriwijaya ini meningkatkan PHBS, pihaknya memaksimalkan peran fasilitas kesehatan tingkat pertama atau puskesmas, dan menurunkan petugas kesehatan ke kawasan permukiman penduduk guna mengedukasi warga kota.

Warga yang tersebar di 18 kecamatan dalam kota setempat harus memperhatikan indikator PHBS dan mewaspadai gejala awal seperti merasakan demam, badan meriang dan keluar bercak-bercak di tubuh.

Jika warga merasakan gejala awal tersebut harus segera memeriksakannya ke puskesmas ataupun rumah sakit terdekat agar bisa ditangani dengan cepat dan penyakitnya tidak semakin parah dan menular ke anggota keluarga dan warga sekitar.

Cairan yang keluar dari bercak-bercak tubuh warga harus dites, diambil sampelnya, jika positif terinfeksi virus cacar monyet, maka harus diisolasi dan ditangani secara medis dengan waktu dua sampai empat minggu bisa sembuh.

Melalui upaya tersebut diharapkan dapat mencegah timbulnya wabah penyakit baru dan mendukung Gerakan Indonesia Sehat serta bagian dari strategi untuk mengurangi beban negara dan warga Palembang dalam pembiayaan kesehatan, ujar Fitrianti.