Banjir Parigi Moutong Surut, Pasukan BPBD Palu Tempuh 2,5 Jam Bantu Bersihkan Rumah Warga dan Lingkungan Terdampak

PALU - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palu mengerahkan 12 personel ikut membantu korban banjir bandang di Desa Torue dan sekitarnya Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng).

"Mengingat misi kemanusiaan, kami terpanggil turut serta membantu pemulihan pascabanjir bandang menyapu Desa Torue, Kecamatan Torue pada Kamis 28 Juli malam," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Palu Bambang saat dihubungi pada Jumat 29 Juli.

Ia mengungkapkan, saat ini pihaknya sedang mempersiapkan peralatan dibutuhkan untuk pembersihan, termasuk logistik dan bahan makanan, perlengkapan balita untuk pengungsi.

Menurut dia, menjalankan misi kemanusiaan tidak mengenal geografis, sepanjang suatu daerah membutuhkan bantuan dan kondisi kerusakan yang parah, maka hal ini menjadi bagian dari tanggung jawab.

"Sesuai perintah atasan, maka kami melaksanakan tugas ini, dan kami berupaya menjalankannya dengan baik, karena apa yang kami lakukan satu tujuan yakni kemanusiaan," ujar Bambang disitat Antara.

Untuk sampai ke lokasi banjir, BPBD Palu harus menempuh waktu perjalanan darat kurang lebih 2,5 jam, dan mereka menggunakan tiga kendaraan roda empat dengan harapan kehadiran tim BPBD Palu dapat meringankan beban warga terdampak.

Selan itu, katanya, pihaknya juga berencana akan mendirikan posko guna mempermudah komunikasi dengan para pihak yang melaksanakan tugas di lapangan.

"Kami juga membawa dua tenda untuk pengungsi di Torue, karena setelah kami koordinasikan dengan instansi teknis terkait di lokasi banjir, kebutuhan mendesak warga pada bahan logistik," ucap Bambang.

Hingga kini, tim SAR gabungan dan nelayan setempat sedang melakukan pencarian korban hilang menggunakan perahu karet di sekitar pantai Torue.

Data sementara, tiga orang dilaporkan meninggal dunia dan empat orang dinyatakan hilang, semuanya perempuan dan satu orang lainnya adalah balita.

Arus lalulintas di jalan Trans Sulawesi Desa Torue dan sekitarnya hingga kini masih padat, karena jalan ini satu+satunya jalur perlintasan.