JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengklaim Ancol adalah tempat wisata yang paling murah dari kawasan wisata lain di dunia.
Namun, kata Riza, berwisata di Ancol memang murah bila dibandingkan dengan tempat wisata seperti Disneyland hingga Universal Studio. Hal ini ia sampaikan dalam peluncuran logo baru Ancol di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara.
"Ancol ini termasuk tempat wisata mungkin yang termurah di dunia, kalau kita bandingkan dengan Universal Studio, dengan Disneyland, sangat jauh," kata Riza, Jumat, 22 Juli.
Riza bercerita, Ancol mulanya dibangun oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin pada tahun 1966. Saat itu, Ali diperintah langsung oleh Presiden Soekarno untuk membangun tempat wisata terpadu
"Pak Soekarno terinspirasi karena belum lama pulang dari Amerika, ke Disneyland. Kemudian pulang ke Jakarta langsung keluar gagasannya, dan memerintahkan Bang Ali Sadikin untuk membangun satu Kawasan wisata terpadu. Jadilah Ancol yang sekarang kita lihat yang luar biasa, yang maju, gemerlap, dan luar biasa," urai Riza.
Mengingat Ancol dikelola oleh badan usaha milik daerah (BUMD) DKI PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Riza menyebut pemerintah memiliki prinsip menghadirkan tempat wisata murah, setidaknya pada kawasan pantai yang dapat dinikmati masyarakat.
"Pak Dirut mungkin ngitung terus, ini tekor nggak ya, tekor nggak ya, karena perintahnya dari Pemprov pokoknya harganya terjangkau, bisa memberikan kesempatan bagi semua kelompok masyarakat untuk hadir di Ancol, membawa keluarganya," ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) PT Pembanghnan Jaya Ancol Teuku Sahir Syahali mengungkapkan saat ini pihaknya tengah memulihkan kondisi keuangan perusahaannya setelah diterpa pandemi selama lebih dari dua tahun lalu.
"Pandemi yang mendera Indonesia di dua tahun terakhir cukup memberikan dampak bagi Ancol sebagai perusahaan yang bergerak di bidang rekreasi," ujar Sahir.
BACA JUGA:
Pada tahun 2020, Ancol mengalami kerugian usaha hingga Rp400 miliar. Kemudian, pada 2021, Ancol masih merugi namun berkurang dari tahun sebelumnya, yakni Rp200 miliar. Hal ini disebabkan pembatasan mobilitas dan pelemahan kondisi perekonomian masyarakat.
Namun, Sahir menyatakan bahwa pada pertengahan tahun 2022 Ancol sudah bisa meraup keuntungan yang lebih baik dibanding tahun lalu.
"Sampai dengan Juni ini kita sudah bisa membukukan keuntungan yang lebih baik. Jadi kami sudah bisa berhasil lolos dari lubang jarum kebangkrutan Ancol. Kita bisa survive dari 2020 dan 2021 dan ini adalah tahap kita untuk bisa turn around, berpengalaman dalam menghadapi resesi dan menjadi perusahaan yang lebih baik," imbuhnya.