JAKARTA - Menjadikan kemunculan kembali virus corona sebagai prioritasnya, Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden mengumumkan satgas COVID-19 pada Senin, 9 November.
Biden menghabiskan sebagian besar kampanyenya untuk mengkritik penanganan pandemi oleh Presiden Donald Trump, yang kini menyebabkan 237.000 kematian di Amerika. AS melaporkan rekor infeksi baru harian pekan lalu, dengan jumlah total hampir mencapai 10 juta kasus.
Kemenangan Biden pada Sabtu di Pennsylvania menempatkannya di ambang batas 270 suara elektoral, yang dibutuhkan oleh Biden untuk merebut kursi kepresidenan. Trump belum menyerah dan bersumpah akan memperkarakan hasil pemilu di pengadilan.
Satgas COVID-19 akan bertugas mengembangkan cetak biru untuk menekan virus corona begitu Biden dilantik pada Januari. Satgas COVID-19 nantinya akan dipimpin oleh tiga ketua, yakni mantan ahli bedah umum Vivek Murthy, mantan komisaris Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) David Kessler, dan Dr. Marcella Nunez-Smith dari Universitas Yale, menurut dua sumber yang akrab dengan isu tersebut.
BACA JUGA:
"Saya tidak akan mengecualikan upaya, atau komitmen, untuk menyelesaikan pandemi ini," kata Biden dalam pidato kemenangannya di Wilmington pada Sabtu.
Pengumuman satgas COVID-19 akan memulai awal pekan yang sibuk, yang akan melihat Biden dan Wakilnya Kamala Haris, menuju transisi kepresidenan di sejumlah sektor, dengan Biden bersungguh-sungguh menjalankan tugas membangun pemerintahannya menjelang pelantikan 20 Januari.
Pada Minggu, 8 November, tim transisi baru akan meluncurkan situs terkini, BuildBackBetter.com, dan akun media sosial baru, @transition46, guna memberikan informasi transisi kepada masyarakat.