Bagikan:

JAKARTA - Ketua BKSAP DPR RI Fadli Zon bersama Inter-Parliamentary Union (IPU) Task Force untuk resolusi konflik Rusia-Ukraina, berkunjung ke Kyiv, Ukraina. Dalam kunjungan tersebut, Fadli berdialog dengan Ketua Parlemen Ukraina (Verkhovna Rada), Ruslan Stefanchuk di Conference Hall, Gedung Parlemen Ukraina, Senin, 11 Juli.

Pada kesempatan itu, IPU Task Force membawa misi untuk membuka kran dialog demi mengakhiri konflik Rusia dan Ukraina. IPU Task Force juga menyampaikan komitmen untuk menjadi jembatan dialog kedua negara, dalam mencari solusi damai melalui diplomasi parlemen.

Secara konkret, IPU Task Force meminta Verkhovna Rada Parlemen Ukraina agar bersedia membuka dialog dengan pihak parlemen Rusia. Meskipun tak mudah, IPU Task Force menilai, jalan dialog dan diplomasi harus tetap terbuka sebagai pintu jalan keluar.

Sebagai anggota IPU Task Force mewakili kawasan Asia Pasifik, Ketua BKSAP DPR, Fadli Zon, menyampaikan keprihatinan atas dampak perang yang terjadi di Ukraina terutama di wilayah Ukraina Timur. Sejalan dengan mandat IPU Task Force, Politisi Partai Gerindra itu juga mengundang Ketua Parlemen Ukraina untuk hadir di forum the 8th G20 Parliamentary Speaker's Summit yang akan diadakan di Jakarta pada 6-7 Oktober 2022. 

Lewat keterangan pers yang diterima, Fadli menuturkan, forum ini merupakan platfom yang baik untuk memperkuat kontribusi konkret parlemen dalam mengakhiri konflik Rusia-Ukraina.

Selain itu, Delegasi IPU Task Force juga mengunjungi Dmytrivka Village di mana terdapat banyak tank yang ditinggal tentara Rusia. Delegasi juga melihat langsung wilayah Bucha dan Irpin, kota kecil di utara Kyiv yang terdampak perang cukup parah berupa kerusakan bangunan tempat tinggal, pusat bisnis, dan sejumlah fasilitas publik. Kedatangan delegasi IPU Task Force disambut langsung oleh Walikota Bucha dan Walikota Irpin.

Kunjungan ke Kyiv ini dilakukan melalui jalur darat dari Polandia yaitu dengan kendaraan roda empat dari Warsawa ke Stasiun Chelm, kota kecil di tenggara Polandia yang berbatasan langsung dengan Ukraina. Dari Chlem perjalanan dilanjutkan menggunakan kereta api selama 15 jam menuju Kyiv.

Selain dengan Ketua Parlemen, IPU Task Force juga menggelar dialog dengan UN Resident Coordinator (Unicef, UNDP, WHO), Ukrainian Parliamentary Delegation to IPU, serta Prosecutor General of Ukraine.

IPU Task Force sendiri dibentuk sebagai tindaklanjut dan rekomendasi Sidang Umum IPU ke-144 di Nusa Dua pada 20-24 Maret 2022 yang telah menghasilkan resolusi berjudul 'Peaceful Resolution of the war in Ukraine, Respecting International Law, the Charter of the United Nations And Territorial Integrity' sebagai wujud komitmen parlemen dunia untuk mengakhiri konflik Rusia-Ukraina.

IPU kemudian membentuk Task Force dan memilih 8 anggota parlemen mewakili berbagai kawasan geopolitik di dunia sebagai anggota Task Force. Yaitu, Peter Katjavivi (Ketua Parlemen Namibia) dan Nosiviwe Noluthando (Ketua Parlemen Afrika Selatan) mewakili kawasan Afrika, Ali Rashid Al Nuaimi (Parlemen Uni Arab Emirates) mewakili kawasan Arab, Fadli Zon (Ketua BKSAP DPR Indonesia) sebagai wakil kawasan Asia Pasifik, Aigul Saifollakyzy Kuspan (Kazakhstan) mewakili kawasan Eurasia, Beatriz Argimon (Wakil Presiden dan Ketua Parlemen Uruguay) dari Amerika Latin, serta Avi Dicter (Israel) dan Arda Gerkens (Belanda) dari Grup Twelve Plus yang meliputi wilayah Eropa Barat.

Sejak dibentuk pada awal April lalu, IPU Task Force telah melakukan empat pertemuan membahas berbagai isu terkini konflik Rusia-Ukraina dan berbagai persiapan untuk melakukan mediasi. Rencana kunjungan ke Ukraina dan Rusia yang terlibat konflik tersebut diambil dalam rapat lanjutan IPU Task Force yang dihelat secara virtual pada Senin, 4 Juli. 

"Setelah kunjungan ke Kyiv, saya beserta Anggota IPU Task Force akan melakukan kunjungan ke Moscow (Rusia) untuk bertemu dengan Ketua Parlemen Rusia dan beberapa pihak terkait dengan misi serupa," ujar Fadli Zon. 

Dalam jangka pendek, IPU Task Force bertujuan untuk menghentikan peperangan demi menghindari jatuhnya lebih banyak korban jiwa serta berbagai kerusakan fisik. Dalam jangka menengah, IPU Task Force juga mengemban misi untuk membuka akses koridor kemanusiaan. 

Sementara dalam jangka panjang, IPU Task Force mempunyai mandat untuk menciptakan perdamaian yang berkelanjutan dan memperkuat hubungan Rusia-Ukraina melalui dialog antar parlemen.