Bagikan:

JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, menilai tindakan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) yang mengampanyekan putrinya, Futri Zulya Savitri, saat membagikan Minyakita di pasar murah, tak etis. Meskipun, dalam acara tersebut Zulhas bertindak sebagai ketua umum PAN namun minyak yang dibagikan merupakan besutan Kemendag. 

"Seorang menteri tidak seharusnya mencampurbaurkan tugas seorang menteri dengan seorang ketua umum partai. Hal itu tidak boleh terjadi karena berkaitan dengan penggunaan anggaran negara," ujar Jamiluddin kepada VOI, Selasa, 12 Juli. 

Menurutnya, perlu dicek kunjungan Zulhas ke Lampung itu dalam kapasitas sebagai Menteri Perdagangan atau sebagai Ketua Umum PAN. Mengingat, sebelumnya akun media sosial resmi Kemendag sempat menginformasikan kegiatan Zulhas mendistribusikan 7.000 liter minyak di Lampung. 

"Kalau sebagai Menteri Perdagangan, maka kunjungan Zulhas menggunakan anggaran negara. Karena itu, Zulhas salah bila saat membagikan minyak goreng sambil mengkampanyekan anaknya," kata Jamiluddin. 

Namun, menurutnya, kejadian tersebut tidak terlalu mengherankan mengingat Zulhas dipilih sebagai menteri bukan karena pertimbangan profesionalisme. Zulhas, kata Jamiluddin, dipilih menjadi menteri lebih atas pertimbangan politis.

"Karena itu, wajar kalau Zulhas dalam bekerja tidak profesional. Zulhas akan sulit membedakan mana tugas dan fungsi seorang menteri dan mana tugas dan fungsi ketua umum partai," tuturnya. 

Karenanya, Jamiluddin menilai yang salah bukan Zulhas, tapi justru yang memilihnya menjadi menteri. Menurutnya, kejadian seperti itu akan terus berulang bila presiden memilih menterinya karena pertimbangan politis.

"Jadi, kesalahan itu ada dipihak presiden. Mengangkat menteri yang bukan profesional akan membuat kejadian serupa akan terulang. Kiranya hal itu menjadi pelajaran bagi presiden dalam mengangkat menterinya," pungkasnya. 

PAN Sebut Kapasitas Zulkifli Hasan sebagai Ketum

Ketua Fraksi PAN DPR Saleh Partaonan Daulay, merespons polemik pembagian minyak kemasan Minyakita oleh Ketua Umum PAN sekaligus Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan di acara pasar murah di Telukbetung Timur, Bandar Lampung, Sabtu, 9 Juli.

Saleh menyatakan PANsar Murah di Lampung itu adalah murni kegiatan partai. Kebetulan, kata dia, pada kegiatan tersebut dilaksanakan pembagian minyak goreng murah Minyakita besutan Kementerian Perdagangan (Kemendag). 

"Karena ini adalah kegiatan partai, pengadaan minyak goreng tersebut dilakukan secara swadaya. Artinya, pengurus partai dan caleg PAN yang membelinya kepada distributor. Lalu, dibagikan kepada masyarakat secara gratis," ujar Saleh kepada wartawan, Selasa, 12 Juli. 

Semestinya, lanjut Saleh, kegiatan seperti ini diapresiasi. Karena niatnya untuk membantu masyarakat. Sekaligus menunjukkan jika pemerintah mampu menurunkan harga minyak goreng. 

"Sementara kita tahu bahwa persoalan minyak goreng telah banyak menyusahkan masyarakat, terutama ibu-ibu," kata legislator Sumatera Utara itu.

Ketua DPP PAN itu menjelaskan, kehadiran Zulhas dalam kegiatan tersebut adalah dalam kapasitasnya sebagai ketua umum partai. Sebagai ketua umum, kata Saleh, tentu memiliki tanggung jawab untuk menjelaskan apa yang dikerjakan. 

"Dalam hal ini, beliau diberi waktu yang sangat singkat oleh presiden untuk menangani minyak goreng. Dan Alhamdulillah berhasil. Nah, itu yang mau disampaikan ke masyarakat," jelas Saleh.

Sementara soal mengampanyekan putrinya yang juga pengurus DPP PAN dan Calon Legislatif PAN Dapil Lampung 1, Futri Zulya Savitri, menurut Saleh adalah wajar seorang ketua umum meminta masyarakat agar memilih caleg dari PAN. 

"Ada kesempatan baik bertemu dengan masyarakat. Disampaikanlah soal penurunan harga minyak goreng. Tentu tidak salah, jika pada saat yang sama beliau meminta agar memilih caleg PAN. Dengan begitu, ada kesinambungan program dan perjuangan bagi kepentingan masyarakat," kata Saleh. 

Karena itu, Saleh meminta semua pihak agar tidak salah menafsirkan hal tersebut. Sebab, kata dia, tujuan dari pembagian Minyakita adalah baik. 

"Jangan malah disalahtafsirkan. Saya melihat, di medsos malah ada yang memahaminya dari sudut yang tidak tepat. Tapi kami percaya, bahwa masyarakat luas mengerti betul apa pesan, semangat, dan tujuan kegiatan tersebut dilaksanakan," tuturnya.