Bagikan:

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut terjadi peningkatan permintaan pembelian hewan kurban yang dijual di Jakarta untuk perayaan Iduladha 1443 Hijriah.

"Terjadi peningkatan (penjualan hewan kurban) di Jakarta. itu jumlahnya melonjak sampai 58 ribu. Padahal, biasanya 42 ribu dan tahun ini diperkirakan 47 ribu," kata Anies saat ditemui di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Minggu, 10 Juli.

Dari 58 ribu hewan kurban yang dijual di Jakarta, ternyata 10 ribu di antaranya dibeli oleh warga luar Jakarta. Anies pun mengaku bangga dengan kondisi hewan kurban yang didistribusikan dari luar daerah, masuk ke Jakarta untuk dilakukan pemeriksaan penyakit mulut dan kuku (PMK), sebelum akhirnya dijual kembali ke luar daerah.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini berujar, banyaknya hewan kurban yang dibeli oleh warga luar daerah membuktikan bahwa proses pengawasan hewan kurban atas penyebaran PMK dipercaya aman oleh masyarakat.

"Ada demand yang meningkat tapi juga adanya kepercayaan kepada Jakarta terhadap pengawasan hewan kurban di masa PMK ini. Kita yakin dan monitornya kita tau persis. (Hewan kurban) dibawa masuk ke sini, lalu dijual di Jakarta, tapi pembelinya dari luar Jakarta, itu menandakan bahwa mereka mempercayai sistem cheking di sini," jelas Anies.

Lebih lanjut, Anies Baswedan turut bersyukur dengan adanya peningkatan penjualan hewan kurban di masa pandemi. Hal ini menandakan adanya peningkatan kondisi perekonomian masyarakat.

"Jumlah kambing dan domba mengalami peningkatan yang sangat signifikan, itu menandakan bahwa masyarakat yang mampunya membeli kambing, perekonomiannya membaik juga," ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertania (DKPKP) DKI Jakarta Suharini Eliawati menjelaskan ada 58.010 ekor hewan kurban di wilayahnya yang terdiri dari 21 ribu ekor sapi dan sisanya adalah kambing serta domba.

Dari total tersebut, 40 ribu dimanfaatkan di Jakarta. Sedangkan sisanya dibawa ke luar atau menuju daerah lain seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

"Kawan-kawan Bodetabek lebih menyukai membeli dari DKI Jakarta. Sehingga 58 ribu itu, kebutuhan di DKI Jakarta 40 ribu sekian. Sisanya dibawa keluar ke DKI," ujar Eliawati kepada wartawan di JIS, Sunter, Jakarta Utara, Minggu, 10 Juli.