Kerja Tim Kesehatan Melayani Jemaah Haji di Mina Saat Lempar Jumrah, Menag Yaqut 'Angkat Topi': Luar Biasa, Sangat Membantu!
Jemaah haji melontar jumrah aqabah di Jamarat/Via ANTARA

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas mengapresiasi tim kesehatan yang memberikan layanan dan pertolongan secara cepat kepada jemaah haji yang sakit di Mina dalam prosesi lempar jumrah.

"Kerja teman-teman tenaga kesehatan luar biasa, kerja sangat membantu jemaah haji," kata Menag di Mina dilansir dari Antara, Minggu, 10 Juli. 

Menag sempat meninjau pos layanan kesehatan di Mina dan mendapat penjelasan dari Pusat Kesehatan Haji. Menurut Menag, tenaga kesehatan adalah salah satu kunci sukses pelayanan jemaah haji.

"Saya melihat sangat siap dan menurut saya sangat luar biasa karena banyak aturan yang justru menghambat pergerakan pelayanan kesehatan cepat tapi bisa diatasi teman-teman, misal ambulans tidak boleh masuk, kursi roda kosong tidak boleh masuk tapi diakali dengan diisi beberapa barang supaya bisa masuk," katanya.

Menurut Menag, Mina merupakan salah satu tantangan karena jumlah jemaah yang sakit dan meninggal juga tinggi akibat kelelahan yang memicu munculnya penyakit lain.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana sebelumnya mengatakan bahwa wukuf hingga lontar jumrah merupakan periode kritis dari pelaksanaan ibadah haji karena banyak jemaah yang tumbang karena sakit dan membutuhkan layanan kesehatan.

Menurut Budi, faktor kelelahan disinyalir menjadi pemicu bagi komorbid pada jamaah lansia dan memiliki komorbid, terutama pada jamaah yang memiliki penyakit jantung. Dengan dilaksanakannya badal lontar, maka kesehatan jamaah akan tetap terjaga khususnya di fase puncak di Arafah, Muzdhalifah dan Mina (Armuzna) .

"Dari kemarin sampai hari ini saja ada enam haji kita yang meninggal disebabkan kelelahan dan dehidrasi yang menyebabkan penyakit jantung lebih berat," kata Budi.

Mayoritas jemaah haji sakit yang mendapatkan perawatan di Pos Kesehatan Mina juga didominasi oleh faktor kelelahan dan dehidrasi. Sementara jumlah yang dirawat sebanyak 62 orang.

Sebelumnya angka kematian jemaah haji Indonesia cukup tinggi. Dalam kurun waktu 15 tahun terakhir, lanjut Budi, nyaris tidak ada penurunan angka kematian jamaah haji Indonesia yang signifikan, sebesar 2 per mil per tahunnya. Dengan kuota jamaah sekitar 220 ribu maka sekitar 300-400 jamaah yang meninggal per tahunnya.

Haji tahun ini ditargetkan angka kematian jemaah haji menurun menjadi 1 per mil, atau sekitar 1 kematian per 1.000 jamaah haji.