Ditembak Pria Bersenjata dari Belakang saat Berpidato, Mantan PM Jepang Shinzo Abe Dilarikan ke Rumah Sakit
Shinzo Abe. (Wikimedia Commons/首相官邸ホームページ)

Bagikan:

JAKARTA - Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dilarikan ke rumah sakit, setelah ditembak dari belakang oleh seorang pria saat berpidato di Kota Nara, Jumat.

Melansir Reuters dari NHK 8 Juli, dada Abe (67) terlihat berdarah usai penembakan. Pelaku pun dikabarkan berhasil ditahan kepolisian pada pukul 10.30 waktu setempat, kendati belum ada detail lebih jauh dengan Kepala Sekretaris Kabinet Jepang direncanakan memberikan keterangan.

Abe tampaknya mengalami serangan jantung, kata NHKdan kantor berita Kyodo. Tembakan terdengar dan kepulan asap putih terlihat saat Abe berpidato di luar stasiun kereta api. Seorang reporter NHK di tempat kejadian mengatakan mereka bisa mendengar dua ledakan berturut-turut selama pidato Abe.

Dikatakan, Abe berada di Kota Nara untuk menyampaikan pidato jepang pemilihan majelis tinggi pada Hari Minggu mendatang.

Diketahui, Abe menjabat dua periode sebagai perdana menteri untuk menjadi perdana menteri terlama di Jepang sebelum mengundurkan diri pada tahun 2020 dengan alasan kesehatan yang buruk.

Namun dia tetap mendominasi partai berkuasa Partai Demokrat Liberal (LDP), mengendalikan salah satu faksi utamanya.

Anak didiknya, Perdana Menteri Fumio Kishida, menghadapi pemilihan majelis tinggi pada hari Minggu di mana para analis mengatakan dia berharap untuk muncul dari bayang-bayang Abe dan menentukan jabatan perdana menteri.

Abe telah terkenal karena kebijakan "Abenomics" khasnya yang menampilkan pelonggaran moneter dan pengeluaran fiskal yang berani. Dia juga mendukung pengeluaran pertahanan setelah bertahun-tahun mengalami penurunan dan memperluas kemampuan militer untuk memproyeksikan kekuatan di luar negeri.

Dalam perubahan bersejarah pada tahun 2014, pemerintahnya menafsirkan kembali konstitusi pasifis pascaperang, untuk memungkinkan pasukan berperang di luar negeri untuk pertama kalinya sejak Perang Dunia Kedua.

Tahun berikutnya, undang-undang mengakhiri larangan menggunakan hak pembelaan diri kolektif, atau membela negara sahabat yang diserang.

Abe pertama kali menjabat pada 2006 sebagai perdana menteri termuda Jepang sejak Perang Dunia Kedua. Setelah setahun diganggu oleh skandal politik, kemarahan pemilih karena kehilangan catatan pensiun, dan kekalahan pemilihan untuk partai yang berkuasa, Abe berhenti dengan alasan kesehatan yang buruk. Dia menjadi perdana menteri lagi pada tahun 2012.