Diduga Terkait dengan Aktivitas Mata-mata China, Dua Warga AS Hadapi Dakwaan Jaksa
Ilustrasi mata-mata. (Pexels/Francesco Ungaro)

Bagikan:

JAKARTA - Jaksa Amerika Serikat mendakwa dua orang yang terkait dengan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (DHS), sebagai bagian dari apa yang disebut pejabat penegak hukum federal sebagai "skema represi transnasional" atas nama pemerintah China untuk memata-matai dan melecehkan para pembangkang yang tinggal di Amerika Serikat.

Diminta komentar, juru bicara kedutaan besar China di Washington mengatakan, "tidak mengetahui situasi spesifik" tetapi, bahwa Beijing "dengan tegas menentang tindakan AS yang tanpa dasar memfitnah dan mencoreng China."

Dua pria yang didakwa adalah Craig Miller, yang telah bekerja sebagai petugas deportasi DHS selama 15 tahun di Minnesota, dan Derrick Taylor, pensiunan agen penegak hukum DHS yang sekarang bekerja sebagai penyelidik swasta di California, kata Departemen Kehakiman AS, Kamis.

Pada Hari Rabu, juri agung mengembalikan dakwaan yang menuduh dua pria dan tiga lainnya, dengan kejahatan yang dilakukan saat bertindak sebagai tersangka agen China, kata departemen itu dalam sebuah pernyataan.

"Kami akan membela hak orang-orang di Amerika Serikat untuk terlibat dalam kebebasan berbicara dan berekspresi politik," kata Asisten Jaksa Agung untuk Keamanan Nasional Matthew Olsen, melansir Reuters 8 Juli.

"Orang-orang ini membantu agen pemerintah asing dalam upaya untuk menekan suara-suara yang berbeda pendapat yang berlindung di sini," sambungnya.

Dari tiga orang lainnya, dua terdahulu ditangkap sebagai bagian dari pengaduan terkait sebelumnya pada bulan Maret: Fan “Frank” Liu dan Matthew Ziburis. Orang ketiga, Qiang “Jason” Sun, masih buron, kata jaksa untuk Distrik Timur New York.

Miller dan Taylor ditangkap pada bulan Juni, kata mereka.

Tuduhan tersebut termasuk menghalangi keadilan karena diduga menghancurkan bukti, setelah agen FBI bertanya tentang penggunaan basis data penegakan hukum dengan informasi tentang pembangkang China yang berbasis di AS.

Terpisah, juru bicara kedutaan China, Liu Pengyu, mengatakan bahwa China "selalu meminta warga negara China di luar negeri untuk mematuhi hukum dan peraturan negara tuan rumah."