Bagikan:

JAKARTA - Seorang anak laki-laki berusia 12 tahun lahir dengan ibu jari ekstra di setiap tangan. Faizan Ahmad Najar memiliki kondisi bawaan secara hexadactyly, artinya enam digit. Ini hanya terjadi pada 1 orang dari sekitar 1.500 kelahiran.

"Ini adalah cacat lahir yang tidak terlalu umum. Bahkan jika orang tua 'normal', ini masih dapat terjadi pada keturunan mereka," dokter senior Mushtaq Ahmed berkata dilansir dari Daily Star, Rabu, 4 November.

Meski Faizan terlihat berbeda dari anak-anak lain, namun ia melihat ini sebagai hal positif. Apa pasal? Memiliki dua belas jari berarti dia lebih baik dalam bermain kriket dan bermain video game dibandingkan dengan teman-temannya.

Teman-temannya juga bereaksi sangat positif terhadap kondisi tersebut - beberapa membandingkannya dengan Krrish, bintang serial film pahlawan super Bollywood yang cukup populer.

"Saya merasa bangga tentang ini. Tidak ada rasa malu - ini adalah kehendak Tuhan," Faizan dari Sheeri Baramulla, di wilayah Kashmir di India utara, mengatakan.

“Kadang-kadang, tapi tidak sering, saya berpikir, 'Kenapa hanya saya?'. Tapi secara keseluruhan, saya memiliki beberapa teman baik di sekolah yang membuat saya tidak merasa seperti itu," Faizan menambahkan.

Keluarga Faizan juga selau memberikan dukungan kepada anak ini. Ibunya, Hafeeza, mengungkapkan bahwa keluarga mereka ditawari operasi ketika Faizan masih muda, untuk menghilangkan jari ekstra - tetapi mereka khawatir itu akan memberinya 'nasib buruk'.

"Ketika dia berusia dua tahun, kami diberitahu bahwa putra kami harus dioperasi," katanya.

"Tapi kami berkonsultasi dengan seorang suci tentang hal itu, dan dia memberi tahu kami bahwa putra kami mungkin kehilangan penglihatannya jika dia dioperasi - jadi kami tidak mempertimbangkan untuk menjalani operasi."

Punya ibu jari ekstra, Faizan Ahmad Najar selalu menang saat bermain video game (Foto: SWNS)

Faizan sendiri punya rencana besar di masa depan. Dia ingin memberi dukungan kepada orang-orang yang terlahir dengan kondisi seperti dirinya.

"Saya ingin menjadi dokter. Saya ingin merawat pasien yang lahir yang mengalami malfungsi, sehingga tidak ada yang bisa menggertak atau mengejek mereka," dia mengungkapkan. 

"Untungnya, saya tidak banyak menghadapi (ejekan) itu karena saya tinggal di pedesaan."