SURABAYA - Polda Jawa Timur (Jatim) memastikan kasus dugaan pencabulan santriwati putra kiai ternama di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, bakal jalan terus. Polisi tak akan menyerah menangkap burononan berinisial MSAT, meski selalu gagal.
"Tindak lanjut kami, tentu akan terus melalukan upaya penangkapan MSAT yang telah melalukan tindakan cabul itu," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Dirmanto,di Surabaya, Senin, 4 Juli.
Menurut Dirmanto, beberapa kali polisi berupaya menangkap buronan MSAT selalu gagal. Penyebabnya karena massa dan simpatisan pesantren yang dipimpin ayah MSAT selalu menghalang-halangi petugas.
Terbaru pada Minggu, 3 Juli. U=paya polisi menangkap MSAT tak membuahkan hasil. Padahal, polisi telah mengejar iring-iringan tiga mobil yang ditumpangi MSAT dari Desa Sambongdukuh, Jombang.
Namun, saat dikejar, iring-iringan mobil yang dinaiki MSAT terus melaju ke arah Ploso tujuan ponpes ayahnya. Bahkan, salah satu mobil rombongan MSAT, sempat melawan dengan memepet petugas yang melakukan pengejaran. "Akibat peristiwa itu, salah satu anggota kami (polisi) terjatuh," ujarnya.
Tapi dalam pengejaran mobil yang dinaiki MSAT dan satu mobil pengiringnya berhasil melarikan diri dan masuk ke arah Pondok Pesantren Shiddiqiyyah. Sementara satu mobil lainnya berhasil ditangkap tim gabungan, di mana mobil itu dinaiki dua orang yang merupakan pengikut MSAT.
"Sopirnya kabur, kami hanya melihat dua orang yang berada dalam mobil tersebut, dan berhasil kami amankan (tangkap)," katanya.
Tak berhenti di situ, ratusan personel bersenjata lengkap kemudian dikerahkan untuk mengepung Pondok Pesantren Shiddiqiyyah yang diasuh ayah MSAT. Saat itu, polisi menerjunkan tim negosiator ke dalam pesantren, namun akses masuk pesantren juga dijaga ketat oleh massa MSAT.
Hingga tengah malam, upaya tim negosiator yang masuk ke dalam ponpes gagal. Meski demikian, Dirmanto menegaskan tidak akan berhenti untuk menangkap MSAT, tersangka pencabulan santriwati itu. "Sambil nunggu situasi kondusif dulu," ujarnya.
BACA JUGA:
Diberitakan sebelumnya, kiai meminta Kapolres Jombang AKBP Nurhidayat menghentikan kasus dugaan pencabulan santriwati beredar luas di grup WhatsApp. Kiai tersebut merupakan ayah dari MSAT (DPO) tersangka dalam kasus tersebut.
Video itu beredar luas setelah Polres Jombang melakukan penjemputan paksa tersangka MSAT di kediamannya, yakni di Pondok Pesantren Sidiqiyah di Desa Losari, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Upaya penjemputan paksa itu dilakukan Polres Jombang, pada Minggu, 3 Juli.
Dalam video berdurasi 1.55 detik itu, terlihat sang kiai bersama Kapolres Jombang sedang berada di sebuah majelis. Kiai tengah duduk di kursi, sedangkan sang Kapolres duduk bersimpuh di lantai depan sang kiai.
Dalam video tersebut, terlihat sang kiai meminta Kapolres Jombang, agar tidak melanjutkan kasus hukum yang menimpa anaknya (MSAT, red). Alasannya, dugaan kasus pencabulan oleh MSAT terhadap sejumlah santriwati adalah fitnah.
"Untuk keselamatan kita bersama, untuk kejayaan Indonesia Raya, masalah fitnah ini masalah keluarga. Untuk itu, kembali lah ke tempat masing-masing, jangan memaksakan diri mengambil anak saya yang kena fitnah ini," kata sang kiai dalam video tersebut.
Mendengar wejangan ayah tersangka MSAT itu, Kapolres Jombang terlihat tak merespons. Ia hanya duduk tertunduk mendengarkan kiai itu.
"Semuanya itu adalah fitnah. Allahu Akbar, cukup itu saja," kata sang kiai, diiringi takbir oleh para jemaah yang hadir dalam majelis tersebut.