Misi ke Rusia Disebut Gagal, Jokowi Dibela Yenny Wahid: Kita Doyan Makan Mie Instan, Presiden Perjuangkan Impor Gandum Ukraina ke Indonesia
Presiden RI Jokowi dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin di Moskow pada 30 Juni 2022. (dok BPMI Setpres- Laily R)

Bagikan:

JAKARTA - Putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Yenny Wahid, menampik tuduhan yang dialamatkan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal misi perdamaian ke Ukraina dan Rusia dinyatakan gagal.

Rusia diketahui tetap meningkatkan serangannnya ke Ukraina di tengah momen pertemuan antara Jokowi dengan Vladimir Putin di Istana Kremlin, Moskow.

"Misi kunjungan presiden @jokowi ke Ukraina-Rusia tidak bisa ditafsirkan gagal hanya karena Putin tetap melakukan serangan ke Ukraina," tulis Yenny, @yennywahid, dikutip Senin 4 Juli.

Menurut Yenny, banyak sasaran lain yang ingin dicapai oleh Jokowi selain menghentikan konflik bersenjata dengan cara mengunjungi langsung Ukraina dan Rusia. Yang tidak kalah pentingnya, kata dia, mengamankan rantai pasokan bahan makanan dan energi.

"Indonesia adalah salah satu pengimpor terbesar tepung gandum karen rakyat kita doyan makan mie instan," ujar Yenny.

Di tengah morat-maritnya sistem pertanian dan perdagangan Ukraina akibat perang dengan Rusia, Yenny menyebut kedatangan Jokowi juga untuk mengamankan suplai gandum untuk banyak negara di dunia yang tersendat.

Akibat dari tersendatnya impor dari Ukraina itu, dapat berdampak pada melonjaknya harga komoditi gandum yang masih diminati di Indonesia.

Yenny bilang, Jokowi tidak ingin kelangkaan gandum terjadi di Indonesia, utamanya dialami masyarakat seperti kasus harga minyak goreng yang meroket.

"Nah Presiden @jokowi memperjuangkan agar pasokan gandum dari Ukraina bisa keluar ke pasar bebas termasuk ke Indonesia, agar tidak terjadi kenaikan harga bahan makanan seperti kasus minyak goreng," tuturnya.

Termasuk juga, lanjut dia, pasokan pupuk dari Rusia dan Ukraina. Kelangkaan pupuk dapat berakibat buruk pada nasib petani di Indonesia.

"Tidak banyak orang bisa diterima dua belah pihak, karenanya kita musti berbangga Presiden kita mampu melakukan terobosan itu," tandasnya.